www.irishmirror.ie

Kamis 23 Juni 2016 waktu setempat menjadi momen bersejarah buat Inggris Raya. Referendum yang mereka buat menghasilkan sebuah keputusan, yakni memisahkan diri dari Uni Eropa.

Brexit, demikian istilah yang ramai digunakan untuk menggambarkan sebuah gerakan yang menginginkan agar Inggris Raya tidak lagi menjadi bagian Uni Eropa. Brexit merupakan singkatan dari British Exit.

"23 Juni akan dicatat dalam sejarah sebagai hari kemerdekaan (Inggris dari Uni Eropa)," ujar Nigel Farage, salah satu penggerak Brexit dari Partai UK Independence Party, seperti dikutip AFP.

Keputusan memisahkan diri dari Uni Eropa yang diambil Inggris Raya tentunya memiliki dampak di berbagai bidang. Olahraga adalah salah satunya.

Sepak bola misalnya. Kompetisi Liga Primer Inggris terancam kehilangan daya kompetitifnya lantaran tidak ada lagi kemudahan bagi para pemain dari luar Inggris Raya untuk bisa bermain di Liga Premier.

Sekadar informasi, saat Inggris Raya masih tergabung dengan Uni Eropa, para pemain dari negara-negara yang tergabung di Uni Eropa mendapat kebebasan untuk bekerja (bermain) di Inggris tanpa harus mengurus izin kerja. Hal ini tentunya akan barubah dengan keluarnya Inggris dari anggota Uni Eropa.

Maka dari itu, jauh sebelum referendum ini dilakukan, seluruh (20) klub Liga Premier Inggris, menyatakan dukungannya agar Inggris Raya tetap menjadi bagian dari Uni Eropa (UE).

Chief executive Liga Premier, Richard Scudamore khawatir bahwa Brexit akan bertentangan dengan komitmen liga untuk 'keterbukaan' dan akan membuat lebih sulit untuk melindungi hak kekayaan intelektual, terutama dalam bentuk kontrak penyiaran dan merchandise.

"Saya percaya, dari perspektif bisnis, kami (Inggris) harus tetap di Eropa," kata Scudamore dalam pidatonya di Institut konvensi tahunan Direksi.

Selain soal izin kerja, ada beberapa dampak lain yang akan dihadapi Liga Primer Inggris terkait keputusan ini.

Brexit kemungkinan akan menyebabkan Poundsterling (£) menjadi lemah karena ketidakpastian tentang bagaimana Inggris akan menegosiasikan kesepakatan perdagangan masa depan. Dan sejak isu Inggris Raya keluar dari Uni Eropa, Poundsterling dikabarkan terus mengalami penurunan.

Kaitannya dengan sepak bola adalah, harga pemain yang berasal dari luar Inggris Raya bakal mengalami peningkatan. Dengan melemahnya Poundsterling terhadap Euro, maka klub-klub Inggris pun harus membayar lebih mahal untuk merekrut pemain dari luar Inggris.

Jika kasusnya klub-klub Liga Premier Inggris mengikat kontrak dengan menggunakan Euro, maka, ini berpotensi meningkatkan jumlah pengeluaran klub.

Imbasnya, klub-klub Inggris bakal kesulitan untuk menyeimbangkan neraca keuangannya masing-masing, demi mengakomodir regulasi Financial Fair Play yang diterapkan UEFA.

Harga Jual Klub Mengalami Penurunan
Dalam satu dekade terakhir, Liga Premier Inggris tidak diragukan lagi merupakan kompetisi yang paling diminati investor dari berbagai belahan dunia. Di musim lalu saja, tercatat ada 14 klub Liga Premier yang memiliki investor dari luar Inggris. Mereka siap menggelontorkan dana selangit untuk bisa memiliki klub-klub Inggris.

Dengan adanya Brexit, klub-klub Liga Premier Inggris memang tidak akan kehilangan pesonanya. Namun, kabar buruknya, para investor asing kini tidak harus mengeluarkan uang sebanyak dulu untuk bisa mengakuisi klub Inggris.

Chelsea misalnya. Saat ini klub milik Roman Abramovich itu memiliki nilai jual tertinggi dibanding klub lain. Menurut data Transfermarkt, nilai jual Chelsea adalah 510 juta Poundsterling. Namun, dengan turunnya nilai Poundsterling akibat Brexit, harga jual The Blues diyakini tidak akan setinggi itu.

Kesulitan Merekrut Pemain
Saat ini, data mencatat bahwa sekitar 65 persen dari total  pemain di Liga Premier Inggris berasal dari luar negeri. Hal ini dikarenakan para pemain Uni Eropa bebas bermain di Inggris tanpa harus mengurus izin kerja.

Dengan adanya Brexit, para pemain dari luar Inggris Raya terancam tidak bisa lagi mendapat kemudahan untuk mencari nafkah di Inggris. Mereka harus mengurus izin kerja.

Hal ini memang belum bisa dipastikan lantaran belum adanya regulasi soal itu. Klub dan fan mungkin berharap ada skenario terbaik di mana Inggris Raya dan Uni Eropa tetap mempertahankan kesepakatan soal kebebasan pemain Uni Eropa untuk bermain di Inggris, atau sebaliknya.

Jika kesepakatan tidak terjadi, maka, Inggris diyakini bakal kesulitan mendapatkan pemain-pemain bertalenta dari luar negeri. Pasalnya, akan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang pemain dari luar Uni Eropa untuk bisa bermain di Inggris. Misalnya, mereka harus memenuhi presentase tertentu dalam membela tim nasional negaranya.

Jika aturan ini diberlakukan sejak dulu, maka para pemain top seperti Eric Cantona dan Cristiano Ronaldo tidak akan bisa bergabung dengan Manchester United, karena saat bergabung dengan MU, mereka belum memperkuat Timnas negaranya masing-masing.  Hal sama juga berlaku untuk gelandang andalan N'golo Kante (Leicester City) dan Dimitri Payet (West Ham United) yang direkrut klubnya masing-masing pada musim lalu.

Pasal 19 FIFA
Berdasarkan pasal 19 dalam regulasi FIFA, transfer internasional pemain di bawah usia 18 tahun dilarang. Namun, aturan ini tidak berlaku untuk pemain berusia antara 16-18 yang ditransfer dalam Wilayah Ekonomi Uni Eropa atau Eropa (EEA).

Oleh karena itu, dengan keputusan Inggris Raya meninggalkan Uni Eropa, klub Liga Primer Inggris tidak bisa lagi merekrut pemain berusia 16-18 tahun dari luar negeri. Cesc Fabregas dan Paul Pogba adalah dua pemain yang direkrut klub Inggris saat usianya antara 16-18 tahun.

Meski banyak memberikan dampak negatif, Brexit dinilai punya dampak positif untuk sepak bola Inggris. Salah satunya adalah terbukanya peluang buat para pemain muda Inggris dan membaiknya prestasi Timnas Inggris.

Seperti diketahui, banyak kalangan menilai kegagalan Inggris berprestasi di turnamen besar dikarenakan Liga Primer Inggris lebih membuka pintu kepada para pemain dari luar negeri.

Nah, dengan adanya Brexit yang membatasi para pemain luar masuk ke Inggris, maka, pembinaan pemain di Inggris akan berjalan baik. Para pemain muda bakal lebih mendapat kesempatan tampil sehingga bermuara pada banyaknya talenta yang bisa dipilih masuk ke Timnas Inggris.

Sumber: bola metrotvnews

(rr/DZ)