Ryan Mangkulegawa - BeningPost

Iwan Pranoto, Guru Besar Ilmu Matematika dari Institut Teknologi Bandung, menyebut ujian nasional (UN) yang dipraktekkan pemerintah saat ini adalah kebijakan yang keblinger. Bukannya mengajari para murid untuk menggunakan nalar atau akalnya, UN malah memaksa mereka menghafal.

"UN itu sesat!" seru Iwan dalam seminar yang diadakan dalam rangka Hardiknas di Gedung Indonesia Menggugat, Rabu (2/5/2012).
 
Contoh soal matematika yang diujikan dalam UN. Iwan menganggap, soal tersebut mustahil dikerjakan dalam waktu singkat kecuali menghafalkan rumus cepat yang diajarkan dalam sekolah atau bimbingan belajar.
 
Seharusnya, soal yang ditanyakan mengajak siswa untuk memahami masalah yang dihadapi. Kecenderungan tersebut tidak hanya terlihat di mata kuliah matematika. Iwan menemui hal serupa di mata kuliah lain yang hanya bisa dijawab bila menghafal.
 
"Menghafal adalah kegiatan bernalar paling rendah, biarkan itu ditangani komputer. Seharusnya yang didorong adalah bernalar yang tidak bisa dilakukan komputer," kata Iwan.
 
Dia pun mengungkapkan hasil riset yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology dengan Harvard University yang menyebut dua kemampuan yang wajib dimiliki manusia masa depan yaitu berpikir kompleks dan komunikasi.