Tanobel Indonesia, yang didirikan tahun 2003, telah mengembangkan bisnis air minumnya dengan merek-merek seperti Cleo, Anda, Vio, dan SuperO2, dengan komitmen menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi untuk Indonesia yang lebih sehat.
Untuk menjaga kualitasnya, perusahaan mengikuti standar internasional dan memanfaatkan teknologi guna mendukung produksi dan analitik yang efisien. Namun, ketergantungannya pada sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang sangat penting dan kebutuhan akan sumber daya komputasi yang skalabel menimbulkan tantangan dalam mengimplementasikan data lake untuk analitik karena solusi penyimpanan tradisional mereka menyebabkan inefisiensi dalam sistem.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Tanaka Murinata, Direktur IT Tanobel, mengeksplorasi Red Hat Virtualisation, yang kemudian menawarkan solusi modernisasi infrastruktur terbaru, Red Hat OpenShift Virtualisation. Solusi ini memungkinkan Tanobel meraih kemudahan dan kecepatan dalam pengembangan aplikasi cloud sekaligus mempertahankan investasi mereka pada beban kerja VM yang sudah ada – semuanya di dalam satu platform terpadu yang sama.
Red Hat Enterprise Linux® diintegrasikan dengan OpenShift Virtualisation, sehingga menjadikannya solusi yang hemat biaya. “Setiap container dan setiap VM yang berjalan di OpenShift Virtualisation dilengkapi dengan Red Hat Enterprise Linux sehingga kami tidak harus mengeluarkan biaya untuk sistem operasi yang terpisah,” kata Tanaka. “Ini keuntungan besar bagi kami. OpenShift Virtualisation sangat unggul dari sisi lisensi.”
Tanobel memodernisasi infrastruktur IT-nya dengan menerapkan Red Hat OpenShift Platform Plus di bare metal dengan bantuan dari para pakar Red Hat dalam hal desain sistem dan konfigurasi. Setelah memindahkan Windows dan beban kerja database ke OpenShift Virtualization, mereka berfokus pada containerization. Saat ini 90% beban kerja Tanobel berjalan di OpenShift Container Platform, yang mendukung data lake Dremio dan hampir 300 layanan mikro yang baru dikembangkan, termasuk API dan layanan web. OpenShift Virtualization terus menjadi host bagi aplikasi-aplikasi dan database yang belum dikontainerisasi (containerized).
Performa dan skalabilitas yang lebih baik
“Kami sudah melihat dampak yang signifikan terhadap performa berkat infrastruktur Red Hat terbaru kami,” kata Hendra Tala’a, Manager IT, Sariguna.
“Kami memiliki satu tugas terjadwal yang dijalankan setiap hari. Butuh waktu satu jam untuk menjalankannya melalui infrastruktur lama. Namun dengan infrastruktur Red Hat, tugas tersebut diselesaikan hanya dalam waktu kurang dari 10 menit. Ini adalah peningkatan performa yang sangat signifikan,” pungkasnya.
Skalabilitas horizontal on-demand dari teknologi Red Hat telah meningkatkan kinerja Tanobel secara signifikan, terutama dalam penerapan data lake Dremio. Dengan OpenShift, peningkatan bisa dilakukan dengan mudah - executor pods tambahan bisa ditambahkan secara instan dengan beberapa klik saja pada konsol. Sebaliknya, infrastruktur Tanobel yang lama membutuhkan langkah-langkah yang memakan waktu, seperti membuat VM baru, menginstal, dan mengkonfigurasi software, serta melakukan pengujian sebelum produksi, sehingga akan menyulitkan kalau hendak melakukan pengembangan.
Resiliensi yang meningkat dan zero downtime
Infrastruktur baru Tanobel secara signifikan telah mengurangi downtime dan meningkatkan resiliensi perusahaan, sehingga memberikan keuntungan kepada para pengguna, pengembang, dan operasional. Dengan OpenShift, aplikasi yang terkontainerisasi bisa memperbaiki diri (Self-repair) secara mandiri, dan instance baru akan segera muncul jika satu aplikasi gagal, sehingga akan memastikan dampak yang minimal.
Infrastruktur dengan ketersediaan tinggi mencegah terjadinya kegagalan hardware, seperti yang didemonstrasikan saat dua disk drive mengalami kegagalan tanpa kehilangan data atau menghadapi masalah performa. Setelah perbaikan, sistemnya bisa direstorasi dengan upaya minimal. Selain itu, update keamanan secara teratur untuk produk-produk Red Hat akan meningkatkan perlindungan terhadap ransomware, sehingga mengurangi risiko dan memastikan keamanan yang tangguh.
Lingkungan yang disinkronisasi dan alur kerja CI/CL meningkatkan kualitas code
Teknologi Red Hat telah meningkatkan resiliensi sistem Tanobel dan kualitas code karena pengembang dapat menguji aplikasi dalam lingkungan yang sama dengan setup pengembangan mereka, sehingga mendongkrak kepercayaan diri dan menyederhanakan pengembangan hanya dengan satu klik. Sebelumnya, pengembang harus secara manual memastikan bahwa pengujian VM sudah sesuai dengan mesin pengembangan.
Selain itu, alur kerja CI/CD Red Hat telah meningkatkan transparansi dan version control. Pengembang harus menjalankan code melalui sebuah Git repository, mencegah perubahan dalam server ad hoc dan memastikan konsistensi di semua lingkungan. Proses yang disederhanakan ini meningkatkan kualitas code dan penerapan, sekaligus menjadikan alur kerja para pengembang menjadi lebih efisien.
Dukungan yang lebih baik dan pelatihan dari Red Hat
“Dukungan dari Red Hat luar biasa – lebih baik dari vendor-vendor lain yang pernah bekerja sama dengan kami,” kata Agus Prabowo, Kepala Infrastruktur IT, Tanobel.
Tanobel memuji Red Hat untuk dukungannya yang luar biasa dan waktu respons yang cepat, misalnya masalah upgrade operator bisa diatasi hanya dalam satu hari. Red Hat Learning Subscription juga menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas para pengembang dan tim operasional Tanobel, dari pemula menjadi ahli dalam OpenShift Virtualization.
Sesi pelatihan online secara reguler dan dukungan berkelanjutan dari Red Hat Consulting telah membantu tim beradaptasi dengan proses modernisasi mereka, meningkatkan kepercayaan diri dalam membangun dan menjalankan aplikasi yang terkontainerisasi, meskipun pembelajarannya sulit namun bisa dikuasai dengan cepat.
Melanjutkan perjalanan modernisasi dengan platform cloud-native
Tanobel berencana untuk memodernisasi aplikasinya lebih lanjut bersama Red Hat dengan mengembangkan berbagai layanan mikro dan aplikasi yang baru yang dijalankan di OpenShift Virtualization. Perusahaan ini juga sedang menggarap fasilitas pemulihan bencana dan menyiapkan integrasi cloud.
OpenShift akan memungkinkan Tanobel untuk mencadangkan data di cloud dan dengan cepat memulihkannya untuk menjalankan beban kerja, sehingga memberikan kendali yang lebih besar. Ke depannya, Tanobel ingin menciptakan lingkungan hybrid di mana instance cloud dan on-premise menjadi sama alias identik, dengan mengandalkan teknologi Red Hat untuk mendukung upaya modernisasi yang sedang berlangsung.
(rr/Syam)
Beningpost | Oleh Mashudi Posted: 22/12/2024 08:39:00 WIB