www.beningpost.com

Trend Micro Incorporated (TYO: 4704; TSE: 4704), pemimpin global dalam keamanan siber, memprediksi perusahaan global akan lebih waspada dan siap dalam menghadapi serangan siber di tahun 2022 dengan mengaplikasikan layanan cloud yang komperehensif dan proaktif untuk mengurangi risiko serangan siber.

Penelitian, prediksi, dan otomatisasi sangat penting bagi organisasi untuk mengelola risiko dan mengamankan tenaga kerja mereka. Trend Micro memblokir 40,9 miliar ancaman email, malicious files, dan URL berbahaya terhadap pelanggan di semester pertama tahun 2021– meningkat 47% dari tahun ke tahun.

“Kami memiliki lebih banyak peneliti keamanan siber yang tersebar di seluruh dunia dibandingkan vendor cybersecurity lain, dan wawasan serta penemuan tersebut digunakan secara luas dalam industri dan memperkuat penawaran produk kami. Para tim peneliti melakukan banyak riset threat intelligence yang merupakan kekuatan kami,” kata Laksana Budiwiyono, Country Manager Indonesia, Trend Micro.

“Perusahaan di berbagai negara termasuk Asia menghadapi sejumlah tantangan keamanan dalam dua tahun terakhir. Laporan Trend Micro Security Prediction for 2022: Toward A New Momentum memaparkan pandangan dan prediksi keamanan akan membantu perusahaan mengambil keputusan tepat untuk melindungi dan memperkuat ekosistem keamanan mereka serta mengantisipasi ancaman siber yang terus berkembang di masa mendatang,” Laksana menambahkan.

Peneliti Trend Micro memprediksi pelaku ancaman siber pada tahun 2022 akan berfokus pada serangan ransomware di jaringan server dan layanan terbuka dengan banyaknya karyawan yang masih terus bekerja dari rumah. Menurut laporan prediksi tersebut, kerentanan akan diperkuat dalam waktu singkat dan dipadukan dengan privilege escalation bugs untuk menghasilkan kampanye yang sukses.

“Beberapa tahun terakhir ini merupakan masa yang sulit bagi tim keamanan siber dengan sistem bekerja dari rumah yang menimbukan disrupsi dan tantangan meningkatnya serangan terhadap perusahaan,” ujar Laksana.

“Namun, dengan mulai diterapkannya sistem bekerja secara hibrid dan situasi yang semakin membaik dari hari ke hari, para pemimpin keamanan akan dapat merencanakan strategi yang kuat untuk menutup celah keamanaan sehingga penjahat siber harus bekerja lebih keras,” tambahnya.

Sistem IoT, rantai pasokan global, lingkungan cloud, dan fungsi DevOps akan menjadi target sasaran. Komoditas malware strains yang lebih canggih akan menargetkan UKM. Namun, Trend Micro memperkirakan bahwa banyak perusahaan akan siap menghadapi tantangan dengan membangun dan menerapkan strategi untuk secara proaktif mengurangi risiko yang muncul melalui

  • Memperkuat server dan menerapkan kebijakan pengendalian aplikasi untuk mengatasi ransomware
  • Patching berbasis risiko dan kewaspadaan tinggi yang berfokus untuk menemukan celah keamanan
  • Peningkatan proteksi dasar diantara UKM berbasis cloud
  • Memonitor jaringan untuk mendapat visibilitas yang lebih luas ke lingkungan IoT
  • Prinsip Zero Trust untuk mengamankan supply chain internasional
  • Keamanan cloud yang berfokus pada risiko DevOps dan best practice di industri
  • Extended Detection and Response (XDR) untuk mengidentifikasi serangan di seluruh jaringan

(rr/Syam)