Aneka Info Unik

Kekalahan Ahok-Djarot di Pilkada DKI 2017 membawa begitu banyak korban. Yang paling menderita ialah partai politik pengusung Ahok-Djarot. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto. Ia mengatakan, Ahok effect dalam Pilkada DKI 2017 bisa mengakibatkan tergerusnya suara partai pendukungnya di Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 mendatang.

Menurut dia, kalahnya PDI Perjuangan di Banten adalah salah satu awal dari Ahok effect tersebut. Apalagi, Ahok terkena kasus penodaan agama yang menjadi perhatian luas publik Indonesia.

“Kami berkeyakinan akan menjadi efek yang kurang bagus buat elektoral partai-partai pendukung Ahok untuk pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Apalagi partai Islam, PKB dan PPP menurut saya satu hal yang keliru kemarin itu,” kata Andrianto dalam diskusi Persatuan Pergerakan bertajuk “Ahok Effect: Prediksi Politik Indonesia 2019”, di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (3/5) kemarin.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menilai, tak ada yang bisa dibanggakan dari kepemimpinan Ahok. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang tidak menyentuh rakyat kalangan menengah ke bawah.

“Pertumbuhan ekonomi secara ekonomi itu cuma dua. Pertama menurunkan kemiskinan,  kedua menekan pengangguran,” kata Iqbal dikutip dari Harian Terbit.

Di era Ahok, kata Iqbal, pertumbuhan ekonomi tidak bisa menurunkan angka kemiskinan dan menekan jumlah pengangguran.

“Pertumbuhan ekonomi di era Ahok, gini rasio (kesenjangan) mencapai 0,47 persen. Apa yg mau dibanggain dari Ahok. Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati segelintir orang,” tandasnya. 

(rr/HY)