nasional.republika.co

Mayoritas warga Jakarta atau sebesar 61,1 persen berpandangan bahwa pro-kontra kasus Ahok yang dituduh menista agama selama empat bulan terakhir telah menganggu suasana Jakarta yang beragam.
 
"Padahal 96,1 persen menganggap keberagaman Kota Jakarta isu penting dan sangat penting," ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa saat merilis hasil teranyar survei LSI di kantornya Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta, Selasa (24/1).

Dijelaskan Ardian bahwa Ahok paling tidak diuntungkan dengan menaiknya sentimen agama dalam Pilkada Jakarta.  Ini mengingat mantan Bupati Belitung Timur itu berasal dari minoritas dan sekitar 85 persen pemilih Jakarta pemilih Muslim.

"Apalagi sebesar 65,7 persen pemilih muslim Jakarta meyakini Ahok menista agama. Sementara hanya 22 persen pemilih non muslim meyakini Ahok menista agama," sambungnya.

Polarisasi agama, preferensi yang berbeda antara mayoritas dan minoritas menentukan bulat dan lonjong pilkada Jakarta. Akibatnya, bukan Ahok, tapi Agus lebih dipercaya mampu menjaga keberagaman Jakarta.

"Hanya 15,20 persen pemilih yang meyakini Ahok mampu menjaga keberagaman Jakarta. Sementara Agus mendapatkan 30,50 persen, Anies 24,50 persen, dan yang rahasia/tak menjawab 29,80 persen.

"Artinya, Ahok kehilangan trust dan kepercayaan pemilih muslim untuk menjaga keberagaman Jakarta," pungkasnya.

Adapun survei dilakukan pada tanggal 5 hingga 11 Januari 2017 di Jakarta melalui tatap muka terhadap 880 responden. Mereka dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 3,4 persen. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset, FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview.

(rr/Rmol)