www.dealstreetasia.com

PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft untuk menggarap bisnis migas, dari hulu hingga hilir. Kerja sama bisnis tersebut mendapat dukungan dari Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Pemerintah mengisyaratkan dukungannya terhadap Pertamina dan Rosneft untuk bekerja sama secara konkret dari hulu hingga hilir migas," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (27/4).

Menurut dia, dukungan tersebut diisyaratkan dalam pertemuan kedua pimpinan perusahaan dengan Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno di Jakarta, Rabu (27/4).

Rosneft memiliki tingkat produksi minyak sekitar 5,2 juta barel per hari, yang 50 persennya diolah di kilang pengolahan milik perusahaan tersebut. Perusahaan Rusia itu kini mengoperasikan beberapa kilang yang tersebar di China, Jerman, Italia, dan Belanda.

Wianda menambahkan, Rosneft juga menguasai teknologi kilang pengolahan minyak yang unggul dengan modul-modul yang dapat diimplementasikan untuk mempercepat proyek Pertamina di Indonesia. Kilang Tuban, Jatim, lanjutnya, sebagai salah satu proyek yang potensial untuk dikerjasamakan.

"Pemerintah mengharapkan ada kesepakatan yang lebih konkret dalam waktu dekat, di mana tahap awal difokuskan pada upaya untuk menjamin kepastian pasokan minyak mentah untuk proyek kilang," katanya.

Selain hilir, katanya, Rosneft juga siap bekerja sama di bisnis hulu dengan Pertamina. Saat ini, menurut dia, Pertamina dalam proses pembukaan data room aset hulu migas milik Rosneft di Rusia.

"Semoga dalam waktu dekat ada gambaran lebih konkret untuk kerja sama Pertamina dan Rosneft di bisnis hulu," ujar Wianda.

Pertamina dan Rosneft telah menandatangani nota kesepahaman di sela acara St. Petersburg International Economic Forum, Lenexpo St Petersburg, Rusia pada Juni 2015.

Kerja sama tersebut meliputi hulu dan hilir, termasuk gas dan infrastruktur, serta pengembangan sumber daya manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional.

(rr/TS)