www.miamiherald.com

Donald Trump tampil sangat buruk dan `mengerikan` di debat Partai Republik terakhir di Carolina Selatan—kebohongan, distorsi, tipuan, dan fitnahnya lebih buruk dari yang pernah ia sampaikan sebelumnya. Bila ia menang mudah di Carolina Selatan setelah manuver politik ini, hampir dipastikan ia memenangkan nominasi Partai Republik.

Jika ia memang di Carolina Selatan yang sangat konservatif setelah kemenanganya di New Hampshire, hal itu akan membuktikan bahwa kepribadian Trump yang `mengerikan` justru merupakan kunci kesuksesannya. Menggambarkan ketidakjujurannya seperti menghitung berapa banyak tarikan napas yang ia lakukan.

Setelah kemenangan Trump di New Hampshire, kita tidak dapat lagi menyangkal bahwa pria yang Partai Republik inginkan untuk bertarung di pemilihan presiden 2016 ini adalah orang tolol yang mereka percayai akan mendukung partai, padahal satu-satunya yang Trump dukung adalah dirinya sendiri.

Carolina Selatan, negara bagian yang penuh dengan kelompok Kristiani, veteran, dan tentara aktif, hanya menyaksikan unggulan ini Partai Republik menyalahkan George W. Bush atas 9/11. Lalu, menyalahkannya lagi. Dan menyalahkannya lagi untuk ketiga kalinya. Padahal, mantan Presiden Bush memiliki rating 87% baik di negara bagian tersebut. Maka, selain mengatakan sesuatu yang bohong, tidak adil, dan sensasional, bukankah yang Trump lakukan adalah pembunuhan diri secara politik?

Kita belum mengetahuinya secara pasti. Sejak pencalonan dirinya, Trump telah menunjukkan bahwa ia lebih memahami kemarahan orang-orang Amerika, dan memanfaatkannya untuk kampanyenya. Mungkin, saat ini pun tahu bahwa ia perlu menyeret masa lalu mantan Presiden Bush ketika Bush berkampanye untuk adiknya, Jeb Bush pada Senin lalu.

Apakah Anda ingin mengetahui bagaimana performa Jeb saat debat kemarin? Dia melakukan debat terbaiknya. Marco Rubio? Dia tampil sensasional dan bertarung dengan baik. Ted Cruz memiliki momen-momen yang baik, meskipun bukan performanya yang paling unggul. Begitu pula dengan John Kasich.

Saya ingin percaya bahwa performa para kandidat merupakan unsur yang penting. Sayangnya, pengalaman 9 bulan terakhir menyatakan yang sebaliknya. Debat ini adalah tentang Trump, bukan yang lain. Seperti biasa, dia memastikan hal tersebut.

Trump berkali-kali melakukan interupsi, berteriak, mencaci lawannya, melewati waktu yang telah ditentukan, dan kekacauan tersebut membuat penonton menahan napas. Mereka adalah masyarakat yang lapar, ambisius, bahkan putus asa, tetapi mereka masih mengikuti norma dasar manusia.

Jeb Bush melawan Trump, namun akhirnya ia mengatakan bahwa Trump dapat saja mencaci-maki dirinya asalkan ia tidak mengganggu keluarganya. Pada saat itu, ia membuktikan bawa visi Trump benar—Trump kuat, sementara Jeb lemah.

Tentu saja kita tidak datang ke pertarungan tembak-menembak dengan membawa pisau dan berharap untuk menang. Masalahnya, mungkin Trump sejak awal sudah menghancurkan semua kandidat dan menang.

Sumber: New York Post

(Igp/JP)