nasional.news.viva.co.id

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, Jawa Timur (Jatim) malakukan investigasi untuk mengungkap fakta pembantaian Tosan dan Salim Kancil oleh 40 orang kelompok pro-penambang.

Hasilnya, kedua warga aktivis tani itu diketahui pernah mendapat ancaman pembunuhan oleh tim preman pro-penambangan pasir itu. Tim preman ini diketahui diketuai oleh Desir.

"Tak hanya Salim Kancil dan Tosan, beberapa orang dari 12 warga pengagas Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok Awar-awar itu juga pernah mendapat ancaman pembunuhan pada tanggal 10 September lalu," kata Tim Investigasi KontraS, Fatkhul Khoir, dihubungi di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/9). 

Menurut Fatkhul, warga setempat gelisah dengan aktivitas penambangan pasir sejak tahun 2014 silam. Sejak itulah, warga setempat menggagas forum yang didirikan oleh 12 warga desa yang peduli lingkungan.

Mereka pun terus berjuang agar aktivitas penambang pasir dihentikan, karena telah merusak lingkungan. Bahkan mengganggu pertanian warga setempat. "Nah, pada 10 September itu beberapa anggota Forum Peduli Desa itu mendapat ancaman pembunuhan dari preman-preman itu," kata Fatkhul.

Warga merasa resah dengan ancaman tersebut. Kemudian warga dari perwakilan forum tersebut melaporkan pengancaman itu ke Polres Lumajang dan diterima langsung oleh Kasatreskrim Polres Lumajang pada tanggal 11 September. 

"Pada saat itu, pihak Polres menjamin dan akan merespon laporan tersebut dengan dikoordinasikan Polsek Pasirian. Tindak lanjut dari laporan itu, forum menerima Surat Pemberitahuan dari Polres Lumajang terkait nama-nama penyidik yang menangani kasus tersebut," ungkapnya.

Selanjutnya, Fatkhul mengimbuhkan, forum mengirimkan surat pengaduan terkait penambangan ilegal (illegal minning) di daerah hutan lindung milik Pertani pada 21 September. Dilanjutkan pada 25 September Forum mengadakan koordinasi dan konsolidasi dengan masyarakat untuk melakukan aksi penolakkan tambang pasir.

"Hasil dari konsolidasi forum, mereka (aktivis petani) akan melakukan aksi pada keesokkan harinya yakni pada 26 September sekitar pukul 07.30 WIB," jelasnya. 

Sayangnya, kata Fatkhul, rencana aksi penolakkan aktivis tani itu bocor dan diketahui oleh kubu pro-tambang pasir. Kemudian pada tanggal 26 September sekitar pukul 08.00 WIB, terjadi penjemputan paksa terhadap Tosan dan Salim Kancil. Massa yang dipimpin oleh Desir ini membantai dua aktivis petani itu secara sadis. 

"Akibatnya, terjadilah pembantaian terhadap dua warga aktivis tani itu. Salim Kancil tewas dibantai dengan cara sadis oleh gerombolan orang yang pro dengan penambangan pasir," pungkas Ketua Bidang Pekerja KontraS Surabaya itu.

(rr/Mtr)