atjehpost.com

Dikisahkan saat belajar di Inggris, Gandhi memiliki komunitas lintas agama.Mereka biasa diskusi tentang passing over, wacana lintas agama dan keyakinan. Bersama-sama sahabat-sahabatnya yang peminat sufistik mempelajari hikmah-hikmahdalam al-Qur’an,  Hadis Nabi dan Bhagavad Gita.Gandhi juga membaca ”Khutbah Perbukitan” Isa al-Masih. Suatu khutbah yang dilakukan oleh Nabi Isa di atas bukit kepada murid dan pengikutnya. Hkmah-hikmah inilah yang melahirkan inspirasi gerakan Ahimsa yang sangat terkenal itu. Ahimsa artinya anti kekerasan (himsa). Untuk mendukung perjuangan batin melawan kekerasan itu, Gandhi melakukan puasa. Puasa ditangan Mahatma menjadi senjata spiritual yang ampuh.Saat kaum muslimin India bertikai dengan orang-orang Hindu, ia puasa selama 21 hari.Mereka, pihak yang bertikai akhirnya berjanji berdamai dan hidup rukun kembali. Saat kasta Paria tidak boleh memasuki kuil Hindu oleh kasta tinggi, Mahatma melakukan puasa.Ia berhasil memperjuangkan nasib kasta rendah itu untuk beribadah di dalam kuil. Puasa nampaknya menjadi titik-temu ajaran agama-agama. Puasa juga merupakan suluk universal untuk pendidikan mental-spiritual penganut agama dan manusia umumnya.Puasa menjadi wahana pendidikan jiwa manusia. Puasa merupakan nyanyian jiwa, puisi spiritual dan wahana terpenting menjadikan kita sebagai manusia yang memili fitrah suci. 

Apa sesungguhnya makna dan manfaat puasa bagi manusia? Apakah puasa juga merupakan instrumen untuk memperbaiki interaksi dan tali keharmonisan kehidupan?Apakah puasa mampu menjadi media pendidikan spiritual manusia? Bagaimana cara mengukur dan melihat manfaat dan fungsi puasa? 

Wahana Pengendalian Diri

Mari kita resapi kembali kisah Adam dan Hawa. Apa yang telah kita pelajari dari kisah bapak dan ibu moyang manusia ini? Kisah Adam dan Hawa menanamkan betapa desakan dan dorongan syahwat begitu menggoda manusia. Di surga, Allah mempersilahkan Adam untuk menikmati fasilitas serba maha mewah dan melimpah tiada terbayangkan dalam imajinasi manusia.Hanya satu larangan-Nya. Jangan dekati ”pohon ini”. Iblis menamainya ”pohon keabadian” (syajaratulkhuldi). Iblis terus merayu dan menggoda untuk mencicipinya. Karena dorongan syahwat dan nafsunya, Adam dan istrinya akhirnya tergoda untuk menikmati pohon larangan itu.Keduanya melanggar larangan Allah.Keduanya diusir dari surga.

Puasa sesungguhnya arena untuk menundukkan jeratan hawa nafsu. Bila kita berpuasa nafsu yang menekan diri kita melemah. Kuda-kuda liar syahwat kita menjadi lembut dengan puasa. Syahwat, menurut kaum sufi menyerupai bayi. Bila kita selalu memanjakannya, ia akan terus melonjak dan menggandoli kita. Puasa merupakan obat mujarab untuk menundukkan hawa nafsu. Puasa merupakan panasea paling cespleng untuk mengalahkan dan memperlemah kerja-kerja negatif hawa nafsu. Bila kita puasa, dimulai dari jasmani kemudian ruhani kita tidak lagi ganas dan bergejolak. Puasa merupakan tali kekang kuda-kuda liar syahwat.   

Problem kehidupan dimulai dari ketidakmampuan kita mengendalikan diri. Saya mau share cerita diri. Saya menggunakan handphone blackberry.Cukup memadai.Tak banyak fitur yang saya gunakan. Hanya 2 fungsi yang saya pentingkan dari hape. Sebagai alat komunikasi dan mengakses dan menerima informasi. Surel dan medsos. Tapi, saat Samsung menguasai pasar, tak pelak saya berhasrat ikut trend. Tapi, seperti biasa, muncul lah kebiasaan saya untuk menguji proposisi-proposisi: butuh, penting dan ingin. Ternyata saya hanya ingin mengikuti trend gadget. Hampir menyerah kepada godaan selera pasar dan publik. Padahal saya  tidak butuh, apalagi penting. Saya hanya terkepung oleh trend. Dengan blacberry saja sudah cukup. Hidup memang perlu pengendalian diri. Tidak boleh kita hanyut arus dan selera kebanyakan. Lebih-lebih bila dipaksa dan memaksakan diri. Saya putuskan tidak akan terjebak dalam hidup selera pasar dan memanjakan keinginan.Al-Qur’an mengingatkan hal itu: ”wain tuthi’ aktsara man filardi yudhilluka an sabilillah”.

Diduga kuat, semarak korupsi di negeri ini disebabkan oleh daya tahan jiwa bangsa ini rendah tergadap godaan materi. Kita gagal mengendalikan diri. Godaan kenikmatan materi, ingin cepat kaya dan hedonisme melumpuhkan pertahanan diri. Tetangga punya mobil baru, kita gregetan. Keluarga dekat ganti perabot, kita tak tahan juga. Kerabat-kerabat punya 3 handphone, kita pun menirunya. Padahal, limpahan rizki kita beda. Gaji dan pendapatan kita berbeda jauh. Pengendalian diri itu sangat penting. Tahan godaan itu harus kita biasakan.

Karena tidak tahan menolak permintaan anak-istri seorang pejabat gelap mata dengan keuangan di kantornya. Banyak anggota DPR tidak tahan menerima komisi dan sogokan dari rekanan kerjanya. Bukan rahasia lagi bila aparat atau petinggi kepolisian atau tentara menjual otoritasnya karena gagal mengendalikan diri. Pedagang dan para pebisnis luruh dan terjadilah bisnis amoral. Kompetisi dan cara bisnis harampun dilakukan. Para guru, ustadz, kiai, pendeta dan romo runtuh imannya karena godaan kuat harta, kuasa dan syhawat yang menyergapnya. Pengendalian diri sangat penting. Hanya dengan ’berpuasa”, berpantang dan tahan godaan hidup bisa lurus. Tak tahan godaan mudah terjerumus. Rendah iman dan gagal mengelola hati mudah menjerembabkan kita.  

Penyakit yang kita alami bisa-bisa karena kita memang gagal memahami dan menerapkan makna puasa. Lagi-lagi saya ingin bercerita pengalaman personal. Dulu saya paling senang sop jeroan dan makanan berlemak.Paling tidak tahan bila melihat tenda sop  kaki kambing. Tapi, ketika asam urat mengcengkram kedua kaki, saya denga rela berhenti mengkonsumsinya. Saya kendalikan selera saat rayuannya sepanjang jalan. Yakin saya kebenaran ucapan Rasulullah:”perutmu adalah kuburmu”. Penyakit yang kita derita, jelas akibat kegagalan kita mengendalikan nafsu makan kita. Gagal mengendalikan nafsu makanan mengundang ragam penyakit dalam tubuh kita. Ilmu medis memastikan kebenaran seruan Nabi.

Puasa adalah jalan pengendalian. Inilah suluk atau jalan suci yang Allah berikan kepada manusia. Tidak ada jalan lain untuk melatih daya tahan diri itu selain dengan berpuasa. Lewat puasa lah Allah mengajari kita untuk kuat iman, tahan godaan dan punya ketahanan diri. Puasa merupakan madrasah, wahana pendidikan diri. Mari kita jalani tahapan-tahapan pendidikan mental ini. Marai pahami makna puasa dan proses pendidikan diri ini. Inilah metode Ilahi untuk diri kita. Mari kita lalui proses ini dengan penuh makna dan pemaknaan bagi kehidupan sehari-hari!