Menteri Perdagangan, Budi Santoso yang akrab disapa Busan meminta para mahasiswa yang menjadi peserta KKN- PPM ketika turun ke desa, dapat mengidentifikasi desa-desa mana saja yang siap untuk ekspor. Tugas berikutnya adalah mencari UMKM yang memiliki potensi ekspor dari desa-desa tersebut.
“Selanjutnya, informasikan hasil identifikasi yang dilakukan mahasiswa peserta KKN-PPM ini kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag), agar kami bisa bantu mencarikan pembelinya. Dengan demikian, UMKM Bisa Ekspor benar-benar bisa terwujud,” ujar Mendag Busan saat menghadiri Upacara Pengarahan dan Penerjunan Mahasiswa untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM Periode II 2025 di kampus UGM, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (20/6).
Mendag Busan memaparkan, Kemendag memiliki 46 perwakilan dagang yang tersebar di 33 negara yang siap memfasilitasi pelaku usaha Indonesia untuk bertemu langsung dengan calon pembeli mancanegara melalui pitching dan business matching.
“Perwakilan dagang kita di luar negeri akan mencarikan calon buyer yang sesuai. Setelah dapat buyer, UMKM dapat melakukan pitching dan business matching dengan calon buyer dengan pendampingan dari perwakilan dagang kami,” papar Mendag Busan.

Mendag Busan juga menekankan pentingnya kontribusi generasi muda dalam meningkatkan daya saing pasar rakyat. Mahasiswa bisa mendukung upaya revitalisasi nonfisik pasar rakyat melalui gerakan Penggerak Muda Pasar Rakyat (PMRP) di bawah binaan Kemendag. Selain itu, Mendag Busan berharap kontribusi mahasiswa turut merambah toko kelontong dan warung tradisional.
“Pasar rakyat adalah tulang punggung perekonomian daerah. Dengan semangat dan kreativitas generasi muda, kita dapat memperkuat posisi pasar rakyat serta memperluas jangkauan produk lokal ke pasar yang lebih luas,” ucap Mendag Busan.
Mendag Busan menambahkan, kehadiran mahasiswa di desa, pasar, dan lingkungan UMKM bukan hanya sebagai tenaga bantuan. Kehadiran mahasiswa perlu diberi porsi lebih besar sebagai bagian dari upaya transformasi untuk menciptakan masyarakat yang tangguh dan adaptif.
Kehadiran Mendag Busan pada Upacara Pengarahan dan Penerjunan KKN-PPM UGM ini merupakan bagian dari kolaborasi UGM dan Kemendag. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi perdagangan secara langsung di tengah masyarakat, khususnya bagi pelaku UMKM melalui pelaksanaan program KKN.
Tahun ini, kerja sama KKN antara Kemendag dan UGM mencakup tiga tema utama, yaitu Onboarding UMKM, Digitalisasi Warung dan Toko Kelontong, serta Penggerak Muda Pasar Rakyat atau Revitalisasi Nonfisik Pasar Rakyat.
KKN ini diikuti sekitar 8.038 mahasiswa UGM yang akan diterjunkan ke 122 kabupaten dan 35 kota dari 38 provinsi di Indonesia. Proses pemberangkatan mahasiswa menuju lokasi KKN telah dimulai sejak 18 Juni 2025.

Rektor UGM Ova Emilia yang ikut hadir pada acara tersebut dalam pengarahannya menyampaikan apresiasinya kepada Kemendag yang telah mendukung pelaksanaan KKN PPM UGM periode ke-2 tahun 2025, sehingga dapat berfokus pada tema-tema strategis yang sejalan dengan program prioritas nasional.
“Saya berharap para mahasiswa dapat berperan aktif membawa perubahan di tengah masyarakat. Kami meyakini, mahasiswa sebagai agen perubahan masa depan akan menjadikan KKN sebagai pengalaman yang berharga sekaligus menjadi bentuk kontribusi universitas bagi kemajuan sektor perdagangan dan pemberdayaan ekonomi lokal,” ucap Ova.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa KKN dari UGM yang akan berangkat pada periode ini, Najwa Tifanna menyampaikan, kerja sama Kemendag dan UGM berpotensi besar membantu masyarakat, khususnya dalam mengoptimalkan UMKM di berbagai wilayah di Indonesia.
“Dengan adanya kerja sama ini, generasi muda dapat berkontribusi langsung dalam membantu UMKM untuk berkembang dan berperan lebih besar dalam mendorong perekonomian nasional,” kata Najwa.
Turut mendampingi Mendag Busan, yakni Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan.
(rr/Syam)