www.beningpost.com

Zebra Technologies Corporation (NASDAQ: ZBRA), inovator di garis depan bisnis dengan solusi dan mitra yang memberikan keunggulan kinerja, baru-baru ini melakukan penelitian global terbaru bertajuk “Warehousing Vision Study” untuk mendalami tren dan sentimen yang mendorong keputusan operasional dan anggaran di sektor pergudangan.

Hasil penelitian yang dirilis hari ini menghasilkan berita menggembirakan: operator pergudangan mengucurkan investasi yang signifikan agar mereka bisa memenuhi kebutuhan pelanggan dan pekerja dengan lebih baik, dan memudahkan mereka mendapatkan karyawan untuk mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia.

Survei yang dilakukan pada Januari dan Februari 2022 ini mengumpulkan masukan dari lebih dari 1.500 pembuat keputusan dan staf pergudangan di seluruh dunia. Di Asia Pasifik, pasar yang disurvei untuk penelitian ini adalah Australia, China, India, Jepang dan Singapura. 

Tekanan Pasar Menjadi Katalis untuk Perubahan Positif

Hampir 9 dari 10 operator gudang di dunia setuju bahwa mereka harus mengimplementasikan teknologi baru untuk memiliki daya saing di ekonomi berdasarkan permintaan ini, dengan 80% mengonfirmasi bahwa pandemi mendorong mereka untuk berkembang dan melakukan modernisasi dengan lebih cepat.

Mereka yang berada di wilayah Asia Pasifik merasakan tekanan untuk melakukan modernisasi sama seperti yang lainnya di dunia. Dengan sekitar tiga perempat dari pembuat keputusan di Asia Pasifik mengatakan pandemi sudah mendorong mereka untuk membuat perubahan.

Mereka mengubah fokus mereka dan menghabiskan anggaran paling besar untuk teknologi yang mendukung perluasan tenaga kerja dan otomatisasi alur kerja. Sebagai contoh, lebih dari 9 dari 10 operator di semua wilayah, termasuk Asia Pasifik mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan penggunaan wearable, mobile printer dan rugged tablet dalam beberapa tahun mendatang, bersama dengan mobile dimensioning software yang mengotomatisasi pengukuran parsel dan karton. 

Selain itu, 27% operator gudang di dunia dan di Asia Pasifik sudah menggunakan beberapa jenis autonomous mobile robots (AMR) saat ini. Dalam lima tahun, jumlah ini diperkirakan akan bertambah hingga 92% di Asia Pasifik dan 90% di seluruh dunia.

“Disrupsi akibat peristiwa yang terjadi di dunia baru-baru ini menekankan pentingnya rantai pasokan yang resilien dan fleksibel,” ucap Aik Jin Tan, APAC Vertical Solutions Lead for Manufacturing, Machine Vision/Fixed Industrial Scanning, Zebra Technologies.

Yang menggembirakan, lanjutnya bahwa operator gudang di Asia Pasifik sudah mengambil langkah proaktif, di mana penelitian kami menunjukkan bahwa 84% dari mereka kini merasa lebih nyaman mengintegrasikan teknologi baru untuk menunjang operasional dan infrastruktur mereka.  

Staf gudang juga jadi lebih nyaman dengan penggunaan teknologi canggih oleh perusahaan. Kurang dari separuh (45%) staf mengatakan bahwa perusahaan menaikkan upah mereka atau menawarkan bonus di tengah pembatasan tenaga kerja. Namun sebagian besar (82%) merasakan dampak positif dari situasi tersebut.

Tren ini terus berlanjut di Asia Pasifik, di mana 9 dari 10 staf gudang merasakan dampak positif walaupun hanya 34% yang menyebutkan kalau perusahaan mereka menaikkan upah. Perusahaan memperbaiki kondisi kerja dengan cara lain, seperti memberikan mereka lebih banyak teknologi untuk digunakan saat bekerja dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan waktu kerja yang lebih fleksibel.

Bahkan, lebih dari 9 dari 10 staf gudang di dunia setuju pada tingkat tertentu bahwa kemajuan teknologi akan membuat lingkungan kerja menjadi lebih menarik bagi karyawan, bahkan di tengah ketatnya rantai pasokan, permintaan melonjak, dan ada tekanan yang meningkat untuk memenuhi tenggat waktu yang lebih sempit.

Tantangan Terbesar di Sektor Pergudangan

Pembuat keputusan mengalami kesulitan untuk mengirimkan pesanan pelanggan secara tepat waktu dibandingkan tiga tahun lalu, dan mereka berusaha kuat untuk menjaga akurasi inventori dan visibilitas. Mereka juga mengakui bahwa mereka diharapkan untuk mengirimkan pesanan lebih cepat dibandingkan sebelumnya untuk memenuhi model ekonomi berdasarkan permintaan, dengan naiknya biaya transportasi yang berdampak pada lebih dari 40% operator gudang, yang tersebar di sektor manufaktur, transportasi, distribusi grosir, logistik dan retail. Hal ini tidak mengejutkan mengingat responden mengindikasikan volume pengiriman mereka sudah meningkat rata-rata lebih dari 20% selama dua tahun terakhir.

Sama seperti stafnya, operator gudang juga melihat tantangan ini sebagai katalis untuk perubahan dan pertumbuhan. Antara tahun ini hingga 2025, lebih dari 8 dari 10 berharap untuk menaikkan jumlah stock-keeping units (SKU) mereka dan volume barang yang dikirimkan. Mereka juga berencana untuk memperluas operasional pengelolaan barang retur, menawarkan lebih banyak layanan bernilai tambah, dan meningkatkan kehadiran fisik mereka, dengan cara memperbesar jumlah dan ukuran gudang.

Saat 61% operator gudang di dunia juga ingin menambah jumlah karyawan di tahun depan sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ideal, mereka mengakui bahwa menemukan karyawan (55%) dan memberikan pelatihan (54%) yang tepat waktu tetap jadi tantangan besar. Ini terutama terjadi di Asia Pasifik di mana 53% melaporkan kesulitan untuk menemukan pekerja dan 59% mengindikasikan pelatihan sebagai tantangan. Hasilnya, lebih dari 8 dari 10 pembuat keputusan di dunia setuju mereka harus lebih mengandalkan otomatisasi di masa depan.

Strategi Penyeimbangan: Memperluas Tenaga Kerja dengan Otomatisasi

Meskipun sebagian operator gudang di dunia akan menggelar AMR untuk pengambilan person-to-good (P2G), pergerakan bahan dan gerakan inventori secara otomatis, akan lebih banyak yang berinvestasi dalam software yang membantu mengotomatisasi analitis dan pengambilan keputusan. Di Asia Pasifik, 95% dari pembuat keputusan mengindikasikan bersedia untuk berinvestasi di software tersebut dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisisensi karyawan, dan mengurangi biaya kerja, sedikit melebihi rata-rata global (94%). 

“Saat ini waktu rata-rata untuk melatih pekerja hingga mencapai produktivitas penuh adalah 4,7 minggu,” kata Eric Ananda, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies.

Dengan demikian, 51% dari pembuat keputusan di dunia dan 56% di Asia Pasifik merasa inisiatif karyawan yang paling penting adalah mengurangi tugas yang tidak penting sehingga mereka bisa berfokus pada tugas yang lebih terpusat pada konsumen dan memanfaatkan karyawan dengan lebih efisien.

Dikatakannya, dengan berinvestasi pada teknologi gudang yang tepat seperti Printable indicators, Ultra-Rugged UHF RFID Sleds RFD90, RFID Reader FX9600, UHF RFID Sleds RFD40, Ultra-Rugged Barcode Scanners DS3600-ER/KD, Windows Rugged Tablet L10ax, enterprise tablet ET40, Mobile Computer TC53, TC15 dan Android Wearable Computer WS50, para pembuat keputusan akan lebih mudah untuk meningkatkan operasional gudang dan mengikuti ekonomi permintaan.

“Warehousing Vision Study akan membantu industri pergudangan di Indonesia memahami dengan lebih baik tren dan tantangan yang sedang membentuk operasional pergudangan global. Melalui ini, mereka juga akan bisa menentukan strategi digitalisasi yang paling cocok untuk kebutuhan gudang-gudang mereka dalam memenuhi permintaan yang meningkat tahun 2022,” tambah Ananda.

Kepuasan Kerja – Retensi Karyawan – adalah produk sampingan dari Otomatisasi

Dengan operator gudang yang berencana untuk meningkatkan otomatisasi, beberapa mengatakan bahwa pekerjaan akan hilang. Namun, responden penelitian ini yakin otomatisasi membantu karyawan tetap bekerja dan mengisi posisi kosong. Hampir 8 dari 10 staf gudang di Asia Pasifik (79%) dan global (78%) mengatakan dengan berjalan lebih sedikit akan membuat pekerjaan jadi lebih menyenangkan, bahkan jika mereka harus mengambil atau mengurusi lebih banyak pekerjaan, dan banyak yang sangat yakin bahwa AMR bisa mengurangi stres pekerjaan di gudang.

Pembuat keputusan harus mencatat; hanya 36% dari mereka yang disurvei di Asia Pasifik dan 41% di dunia setuju sepenuhnya bahwa mengimplementasikan teknologi gudang seperti robot dan perangkat bisa membantu menarik dan mempertahankan karyawan, walaupun sebagian besar dari staf:

-          yang bekerja berdampingan dengan AMR saat ini mengonfirmasi bahwa ini sudah membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu jalan/bepergian (83%), mengurangi kesalahan (73%) dan memungkinkan peningkatan untuk peran atau peluang baru (65%).

-          mengklaim bahwa mereka lebih mungkin untuk bekerja di perusahaan yang menyediakan perangkat modern untuk tugas mereka, dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan perangkat yang lebih lama atau tanpa perangkat (83%). 

“Otomatisasi adalah equalizer yang sangat baik, terutama saat terjadi keterbatasan tenaga kerja atau selama periode lonjakan yang tak disangka atau puncak musiman, mungkin sulit untuk menambah karyawan dengan cepat,” ucap Aik Jin.

Menariknya, ungkap Aik Jin, staf lebih merasakan hal ini dibandingkan dengan operator gudang saat ini, yang semakin menegaskan keharusan untuk menambah karyawan dalam lingkungan gudang.

Pandangan Teknologi Lima Tahun untuk Operasional Gudang

Di dunia, 85% pembuat keputusan mengatakan mereka sudah mengimplementasikan mobilitas sehingga pekerja garis depan bisa melacak setiap jejak inventory yang mereka buat, dan sebagian besar mengatakan mereka mengoptimalkan penggunaan perangkat mereka agar sesuai dengan tugas, keamanan dan ergonomis. Namun, staf gudang (84%) dan pembuat keputusan (79%) khawatir bahwa mereka tidak akan memenuhi target bisnis mereka, kecuali ada investasi teknologi yang lebih besar untuk meningkatkan operasional, dengan karyawan di sektor transportasi (92%) dan logistik (88%) yang paling merasakan kebutuhan akan hal ini.

Hasilnya, lebih dari 6 dari 10 pembuat keputusan mengatakan mereka akan berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan visibilitas inventory dan aset dalam gudang mereka dan visibilitas di seluruh rantai pasokan dalam lima tahun mendatang.

9 dari 10 berharap penggunaan teknologi berbasis sensor seperti radio frequency identification (RFID), computer vision, fixed industrial scanning, dan machine vision systems jadi semakin lazim dalam lima tahun mendatang.

Saat bisnis berinvestasi pada teknologi maju yang memungkinkan visibilitas lebih besar, panduan secara real time dan performa yang didorong oleh data, mereka berfokus untuk meningkatkan produktivitas tim dan pemanfaatan aset, peralatan dan orang yang lebih baik, yang sama artinya dengan peningkatan kesejahteraan pekerja dan daya saing yang lebih baik di pasar.

Namun, akan sangat penting bagi operator gudang untuk jadi lebih memperhatikan bagaimana mereka mengimplementasikan dan mengintegrasikan teknologi, saat alur kerja dan scale system semakin didigitalkan. Mengikuti peta jalan berdasarkan fase akan jadi kunci untuk kematangan yang stabil dan berkelanjutan.

Temuan Penting Di Kawasan

Asia Pasifik:

  • 9 dari 10 pembuat keputusan di Asia Pasifik setuju teknologi machine vision dan/atau fixed industrial scanning di area-area yang penting akan menghemat waktu dan mengurangi kesalahan, walaupun hanya satu perempat dari mereka yang saat ini menggunakannya

Eropa

  • Staf gudang di Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) bersepakat bahwa mereka akan memandang perusahaan lebih positif jika mereka menyediakan perangkat seluler dan teknologi (85%)

Amerika Latin

  • 96% staf gudang di Amerika Latin yakin bahwa mengimplementasikan teknologi gudang seperti robot dan perangkat akan membantu untuk menarik dan mempertahankan pekerja, tertinggi dibanding wilayah lain.

Amerika Utara

  • 86% pembuat keputusan di Amerika Utara mengatakan pandemi sudah mendorong mereka untuk berkembang dan melakukan modernisasi dengan lebih cepat, paling besar dibandingkan dengan wilayah lain.

Latar Belakang Dan Metodologi Survei

Warehousing Vision Study Zebra dilaksanakan pada Januari dan Februari 2022 oleh firma riset pihak ketiga, Azure Knowledge Corporation. Ini menyertakan feedback dari lebih dari 1.500 pembuat keputusan dan staf yang mengelola dan menjaga gudang atau operasional pusat distribusi di manufaktur, ritel, transportasi, logistik dan distribusi grosir di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa dan Asia Pasifik.

(rr)