www.beningpost.com

Hari ini (Rabu, 30/3) bertempat di Excelso Central Park, Ade Herlambang, Coffee Knight 2019 dari Kapal Api Global memberikan kelas perkenalan penyeduhan kopi dan Latte Art.

Latte art adalah seni menggambar suatu pola di atas kopi yang terdapat foam. Untuk membuat latte arti ini dibutuhkan keahlian khusus. Ade Herlambang dari Excelso Central Park memberikan beberapa tips untuk membuat latte art yang baik.

Sejarah latte art sendiri dikenalkan oleh David Schomer, pemilik Kafe Vivace yang mengembangkan microfoam pada tahun 1980-1990. Kemudian microfoam tersebut digunakan untuk membentuk pola atau gambar pada kopi.

Ide itu terus berkembang sehingga David dijuluki sebagai Bapak Latte Art. Karena pada saat tersebut pengunjung tidak menyukai rasa kopi yang terlalu strong, akhirnya David membuat kombinasi cappucino latte art yang lebih light.

Ada tiga teknik untuk membuat Latte Art yaitu pouringetching dan pattern. Belakangan bahkan muncul teknik baru yang dimulai di Jepang, yaitu 3 D. Biasanya barista bisa membuat hiasan 3 dimensi dari foam, misalnya ada dua kucing berpelukan dalam dua cangkir yang berdekatan.

Pouring merupakan teknik menuang milk foam di atas kopi, etching adalah melukis di atas foam dengan bantuan coklat sirup, dan pattern teknik membentuk pola menggunakan alat cetak sesuai pola yang sudah dibentuk.

“Keahlian barista dalam membentuk tekstur foam menentukan hasil akhir, karena dalam membuat foam dan teknik pouring agak sulit serta perlu praktik yang banyak,” terang Ade Herlambang.

Komposisi terbaik untuk membuat latte art adalah paduan 1/3 kopi, 1/3 hot fresh milk UHT dan 1/3 foam. Rata-rata suhu untuk minuman jenis cappucino atau latte tidak boleh terlalu panas dengan suhu maksimal 80 derajat.

“Karena jika lebih, tidak akan membuat foam tapi lebih ke hot milk. Kalau tidak pas, maka pola yang dibuat juga akan tenggelam,” ucap Ade Herlambang yang saat itu juga dibantu oleh Suwarno, Coffee Knight 2020.

Ada tiga kandungan protein, lemak dan gula saat proses steam di mesin dan proses denaturasi yaitu proses membuat foam.

Kopi espresso dipilih sebagai kanvas latte art. Penyeduhan atau browsing espresso biasanya dilakukan dengan mesin.

Sedangkan untuk ciri espresso yang bagus berwarna cokelat seperti hazelnut dan membentuk cream atau lapisan buih creamy berwarna cokelat kemerahan setebal 3-5 mm di permukaan. Jika tidak mempunyai mesin, bisa menggunakan cara manual tapi tanpa latte art.

Proses pouring umumnya menggunakan pola hati sebagai dasar latte art dan bisa dikembangkan lagi sesuai bentuk yang diinginkan.

Jika proses pouring telah selesai, selanjutnya pembuatan pola bisa melalui teknik etching dengan tusuk gigi. Atau jika menginginkan kreasi yang lebih artistik bisa menambahkan hiasan melalu coklat cair.

Kesulitan utama bagi pemula adalah saat membuat foam dan pouring. Namun hal tersebut memang butuh keahlian khusus untuk memperoleh hasil sempurna.

Industri saat ini juga menawarkan ragam mesin kopi yang bisa membuat latte art sendiri. Seperti Thermoplan BW4, yaitu mesin pertama yang menggantikan barista membuat latte art dengan pola dasar heart bentuk hati.