www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 13 September 2021 di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Webinar dengan tema “Stop di Kamu! Lawan Pelecehan Seksual di Media Digital” ini dihadiri oleh 773 peserta yang telah mendaftarkan diri sebelumnya.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen dan pendiri Resensi Institute, Hartono Tasir Irwanto; pelatih public speaking dan co-founder Kelas Bebas Bicara, Indry Wijaya; narablog dan penulis, M. Aan Mansyur; serta dosen hukum UMI Makassar, M. Fachri Said.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Shinta Ardan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

Kemudian dilanjutkan pemaparan oleh Hartono Tasir Irwanto, menuturkan beberapa jenis konten negatif (hoaks, ujaran kebencian, pornografi, kekerasan, penipuan, dan judi) dan positif (edukasi, bisnis, tutorial, fotografi, kuliner, ulasan buku, dan berita). 

Berikutnya, Indry Wijaya menegaskan perlunya anak didampingi orang tua saat berinternet. Ia juga menjelaskan tentang pelecehan seksual dan ragamnya seperti sexting/spamming, non-consensual dissemination of intimate images (penyebaran foto/suara/video yang berisi konten seksual milik seseorang tanpa persetujuan), body shaming, dan scamming.

“Karena semua kegiatan kita berhubungan dengan dunia digital, jadi yang bisa dilakukan adalah tindakan preventif dan kita harus punya kecakapan digital,” katanya.

Sedangkan M. Aan Mansyur mengatakan bahwa internet itu aman, nyaman, mudah, murah dan cepat, namun, kadang tidak adil bagi pengguna berkebutuhan khusus, misalnya penyandang disabilitas.

Menurut Aan, cara mengajarkan anak berinternet sehat, mulai dari menyimpan data pribadi dan mengendalikan jejak digital. “Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak kita,” imbuhnya.

Fachri Said sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Digital Safety: Berani Lapor Kejahatan Siber”. Fachri menyampaikan, perangkat hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual adalah KUHP, UU ITE, dan UU Pornografi. “Salah satu strategi melaporkan pelecehan seksual adalah memperkuat mental,” pesan Fachri.

Selanjutnya, Shinta Ardan sebagai moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

“Apa aspek yang harus kita ketahui agar bebas dari pelecehan seksual di dunia maya pada saat ini?” tanya Gabriel Dwi Satya kepada Indry Wijaya. Indry Wijaya menyarankan untuk menyaring pertemanan, salah satunya dengan mengunci akun media sosial.

Selanjutnya, jangan mengunggah sesuatu yang mengundang komentar negatif. “Terakhir, kita harus menjadi garda terdepan jika orang di sekitar menjadi korban,” tegasnya. 

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)