www.beningpost.com

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 13 September 2021 di Parigi, Sulawesi Tengah.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pilah Pilih Sebelum Sebar”.

Program kali ini menghadirkan 697 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari pendiri Berita Indonesia Link, Ir. Machroni Kusuma; presenter dan penyiar radio, Metha Margaretha; jurnalis senior, Ruslan T. Sangadji; serta Ketua Prodi Teknik Informatika STMIK Multicom Bolmong, Michel Farrel Tomatala. Adapun yang tampil sebagai moderator adalah Daniel Hery. Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

Machroni Kusuma mengatakan bahwa orang yang tidak cakap digital akan kerepotan ketika “dipaksa” beradaptasi dengan digitalisasi. Itu sebabnya, kecakapan digital diperlukan agar mampu bertahan di era sekarang. 

Menurut Metha Margaretha bahwa dalam etika bermedia sosial, seperti tidak menyinggung SARA dan pornografi, konfirmasi kebenaran berita, hargai karya orang lain, dan batasi informasi pribadi.

Metha juga mencontohkan jenis komentar yang bisa berujung pidana, seperti body shaming, hoaks, komentar bernada ancaman, komentar kesusilaan, dan komentar menyinggung SARA.

“Adapun tips untuk menghindari hoaks: jangan mudah terprovokasi judul, bersikap kritis, utamakan logika, konfirmasi, saring sebelum sharing, jangan mudah percaya gambar, dan laporkan konten mengandung hoaks,” katanya.

Adapun Ruslan T. Sangadji menyampaikan, diperlukan logika yang baik dalam memahami unggahan di media digital yang berbeda-beda. “Kita tidak bisa merasa yang paling benar, pendapat orang lain itu salah. Itu harus dihilangkan dulu dalam diri kita,” katanya. 

Sedangkan Michel Farrel Tomatala mengajak pengguna untuk meninggalkan jejak digital positif, misalnya dengan membuat konten bermanfaat dan inovatif serta tidak melanggar hak cipta.

“Adapun beberapa aturan di dunia maya adalah gunakan sandi unik, jaga reputasi, kunci layar telepon, jaga norma kesusilaan dan etika, serta jangan mengabaikan orang lain di dunia maya. 

Selanjutnya, Daniel Hery sebagai moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan edukatif. 

“Bagaimana cara saya menegur teman yang ketika bermedia sosial tidak beretika dan sering berkomentar tanpa memikirkan akibatnya?” tanya Ananda Putri kepada Metha Margaretha. Metha mengatakan agar kita jangan segan untuk menegur, meskipun teman sendiri.

“Ada hal yang perlu dikomentari, ada yang tidak. Apalagi di media sosial semua orang bisa membaca, terlebih jika akun tidak di-private,” imbuhnya.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)