www.beningpost.com

Salah satu acara unggulan yang selalu dinanti dari gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) adalah hadirnya program Indonesia Trend Forecasting (ITF).

ITF menjadi agenda penting bagi para pelaku industri yang ingin menciptakan produk yang sesuai dengan tren di pasar dan masyarakat. Kemampuan membaca pasar menjadi hal yang mutlak bagi para pelaku industri kreatif.

Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Joshua Puji Mulia Simanjuntak, mengatakan bahwa ITF merupakan acara unggulan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebelum Bekraf dilebur ke dalam Kementerian Pariwisata. Ia menyatakan pihaknya akan terus berusaha untuk menghadirkan kegiatan ini untuk mendukung perkembangan industri.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat berguna bagi para pelaku industri dalam mengembangkan produk”, ujarnya saat membuka sesi talkshow Trend Forecasting 2021 – 2022.

“Berbicara mengenai tren tidak hanya berbicara mengenai warna, style, detail dan lain-lain, tetapi mengenai apa yang menjadi latar belakang hadirnya tren tersebut. Tren sangat berhubungan erat dengan gaya hidup atau lifestyle,” ujar Fashion Consultant ITF, Dina Mediani.

Trend Expert IT, Isti Dhaniswari, lebih jauh menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang mendorong terjadinya perubahan hingga menciptakan tren. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor lingkungan, teknologi, gender, dan manusia.

Saat ini, kepedulian mengenai lingkungan semakin meningkat, termasuk di industri fashion. Kepedulian akan lingkungan menciptakan empat kelompok perubahan yang membentuk tren yaitu kelompok essential, spiritual, exploitation, dan exploration.

Berdasarkan pengelompokan ini, beberapa tren yang diprediksi akan banyak muncul di tahun 2021-2022 antara lain desain-desain dengan tema seperti soft minimal, light, clean, fresh & simple, serta wavy, dan tema-tema urban, retro, authentic/naïve, casually wacky, dan boxy.

“Tren ini terutama  untuk kelompok essential melalui penggunaan cutting yang loose dan simple dengan warna-warna soft, pale, dan natural,” ujar Dina Mediani.

Tren untuk kelompok spiritual akan didominasi oleh tema-tema budaya dengan kearifan lokal dan bernuansa alam. Tema tren untuk kelompok exploitation terlihat dari desain-desain yang serba maksimal atau bahkan hiperbola.

Untuk kelompok exploration, tema desain akan banyak dipengaruhi oleh teknologi dan mengesankan desain yang eksentrik, futuristik, radikal, absurd, dan dreamy.

“Kami senang sekali karena MUFFEST dari tahun ke tahun semakin meningkat kualitasnya dari berbagai penyelenggaraan. Hal ini semakin meningkatkan peran MUFFEST sebagai referensi masyarakat akan tren busana muslim, bukan hanya tahun ini bahkan sampai tahun 2022 mendatang,” terang Apriani, General Manager Dyandra Promosindo.

(rr/Syam)