www.beningpost.com

Untuk kedua kalinya APP Sinar Mas menyelenggarakan lomba menulis esai, tahun ini bertemakan "Kita dan Kertas" yang membahas kegunaan kertas dalam kehidupan sehari-hari. Bekerja sama dengan media komunitas Qureta,

APP Sinar Mas baru saja mengumumkan pemenang lomba ini pada 25 Juni lalu, dimana tulisan Hans Hayon, juara pertama lomba ini, mengalahkan sekitar 200 esai lainnya dengan karyanya yang berjudul "Membongkar Klaim Degradasi Lingkungan karena Industri Kertas".

Hans membahas tentang praktik berkelanjutan dari pemakaian kertas dalam keseharian kita. Dalam karyanya, ia mengumpulkan sejumlah data yang secara rinci menjelaskan bahwa emisi gas CO2 dari pencetakan 700 halaman buku tidak sebesar emisi yang dihasilkan dari pemakaian energi untuk membaca buku di monitor selama satu jam.

Energi dari pemakaian media elektronik hanya menghasilkan emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil, tanpa meninggalkan produk sisa yang bisa digunakan kembali.

Lain halnya dengan penggunaan kertas. Kertas merupakan produk yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehinga dapat menciptakan lingkaran keberlanjutan, bahkan ekonomi sirkular.

Selain Hans, menduduki posisi kedua dalam lomba ini adalah Adhi Nugroho dengan karyanya yang berjudul "Industri Kertas di Antara Rasa Cemas dan Guyuran Valas". Ia membahas bagaimana perkembangan industri kertas di tanah air membutuhkan keseimbangan.

Adhi melihat potensi besar yang bisa dikembangkan dari industri kertas, karena menurut laporan dari World Atlas, saat ini Indonesia telah menduduki peringkat ke-10 penghasil kertas terbesar di dunia.

Jika Indonesia dapat terus mendorong inovasi dan angka produksi kertas tanpa mengabaikan praktik keberlanjutan dalam prosesnya, tentunya Indonesia dapat terus bersaing di pasar global.

"Kertas adalah komoditas ekspor nonmigas terbesar ketujuh bagi Indonesia. Indonesia tengah membutuhkan genjotan ekspor lantaran neraca perdagangan yang defisit, sedangkan isu lingkungan juga perlu menjadi perhatian," papar Adhi yang adalah seorang analis perbankan.

"Kita harus bisa mengambil jalan tengah yang berimbang. Lingkungan harus lestari dan ekspor kertas harus tetap melaju," ujarnya.

"Lomba ini kami selenggarakan bersama dengan Qureta untuk mengetahui sejauh apa masyarakat paham dan peduli terhadap industri kertas yang berkelanjutan di Indonesia," ujar Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata.

Suhendra menegaskan bahwa sudah tidak zamannya lagi jika menganggap kertas hanya sebagai medium bertukar informasi.

"Kegunaan kertas telah bertransformasi, bahkan kertas merupakan bahan yang paling berpotensi untuk menggantikan pemakaian plastik. Lomba esai ini diharapkan dapat memberikan platform bagi para peserta untuk menuangkan pikiran dan pandangannya tentang salah satu industri terbesar di tanah air, serta membagikannya kepada masyarakat," tambahnya.

Lomba esai “Kita dan Kertas” diselenggarakan dari 1 April - 15 Juni 2019. Selama periode ini, terkumpul sekitar 200 naskah yang memberikan berbagai pemaparan menarik terkait kertas dari sudut pandang masing-masing penulis.

Atas penilaian dewan juri, telah terpilih tiga juara utama dan lima juara harapan yang akan menerima total hadiah senilai Rp15 juta.

(rr/Syam)