www.beningpost.com

Gartner memprediksi bahwa pada tahun 2020, akan ada lebih dari 50% perusahaan global yang menjalankan sejumlah aplikasi dalam container dengan lingkungan operasinya sendiri (containerized application).

Menyadari hal tersebut, Microsoft Corp. dan Red Hat Inc. pada hari ini bersinergi guna memberdayakan pengembang enterprise untuk menjalankan aplikasi berbasis container pada Microsoft Azure dan on-premise. Melalui kolaborasi ini, kedua perusahaan akan memperkenalkan penawaran OpenShift perdana yang dikelola bersama di cloud publik, yang menggabungkan Red Hat OpenShift, platform Kubernetes enterprise paling komprehensif di industri, dan Azure, cloud publik Microsoft.

Paul Cormier, President, Products and Technologies, Red Hat, menjelaskan bahwa sangat sedikit perusahaan yang dapat sepenuhnya memisahkan operasi TI mereka ke dalam footprint on-premise atau cloud publik. Padahal sifat hybrid dari lingkungan-lingkungan tersebutlah yang menghadirkan jalur menuju transformasi digital.

“Dengan memperluas kemitraan kami dengan Microsoft, kami dapat menawarkan platform Kubernetes yang paling komprehensif di industri pada cloud publik terkemuka, yang menyediakan kemampuan bagi pelanggan untuk lebih mudah memanfaatkan inovasi di seluruh cloud hybrid tanpa mengorbankan stabilitas produksi,” jelas Cormier.

Red Hat OpenShift on Azure akan direkayasa bersama dan dirancang untuk mengurangi kompleksitas manajemen container bagi para pelanggan. Sebagai penawaran yang dipillih kedua perusahaan untuk alur kerja container hybrid bagi pelanggan bersama mereka, Red Hat dan Microsoft akan bersama-sama mengelola solusi tersebut untuk pelanggan, dengan dukungan dari kedua perusahaan.

Kolaborasi yang dihasilkan Red Hat OpenShift on Azure akan menghadirkan beberapa keunggulan bagi para pengembang enterprise:

  • Fleksibilitas: Secara bebas memindahkan aplikasi antar lingkungan on-premise dan Azure menggunakan OpenShift, yang menawarkan suatu platform container yang konsisten di seluruh cloud hybrid.
  • Kecepatan: Terhubung lebih cepat, dan dengan keamanan yang ditingkatkan, antara kluster OpenShift Azure dan on-premisedengan jaringan hybrid.
  • Produktivitas: Mengakses layanan Azure seperti Azure Cosmos DB, Azure Machine Learning, dan Azure SQL DB, sehingga membuat pengembang lebih produktif.
  • Dukungan yang meluas di seluruh containerized application, sistem operasi, infrastruktur, dan orkestrator. Selain itu, sistem penjualan Red Hat dan Microsoft akan bekerja sama untuk menghadirkan platform teknologi ekstensif kedua perusahaan bagi para pelanggan, sehingga memperlengkapi mereka untuk membangun lebih banyak aplikasi cloud-native dan memodernisasi aplikasi yang sudah ada.

Pelanggan dapat lebih mudah memindahkan aplikasi mereka antara lingkungan on-premise dan Microsoft Azure karena mereka memanfaatkan platform container yang konsisten di OpenShift di kedua footprint cloud hybrid.

Red Hat OpenShift on Azure diperkirakan akan tersedia untuk pratinjau dalam beberapa bulan mendatang. Red Hat OpenShift Container Platform dan Red Hat Enterprise Linux on Azure dan Azure Stack saat ini telah tersedia.

Scott Guthrie, Executive Vice President, Cloud and Enterprise Group, Microsoft, mengatakan, “Microsoft dan Red Hat selaras dalam visi kami untuk menghadirkan kesederhanaan, pilihan, dan fleksibilitas bagi pengembang enterpriseyang membangun aplikasi cloud-native.

“Saat ini, kami menggabungkan kepemimpinan kedua perusahaan dalam hal Kubernetes, cloudhybrid, dan sistem operasi enterprise untuk menyederhanakan proses pengelolaan container yang kompleks, dengan solusi yang terdepan di industri pada Azure.” pungkas Guthrie.