www.beningpost.com

Tak bisa dipungkiri lagi di era digitalisasi saat ini yang berkembang sangat pesat dan cepat sekali, termasuk juga kini telah masuk ke dunia fashion terutama yang hangat diperbincangkan seputar penggunaan big data.

Terinspirasi perdebatan seputar penggunaan big data dalam menentukan arahan trend di industri fashion, Jakarta Fashion Week kembali berkolaborasi dengan Instituto Marangoni menggelar sharing session bertajuk Trend Creation in The Age of Big Data and Disruption.

Kolaborasi yang telah memasuki tahun ke-10, gelaran workshop yang berlangsung selama 4 jam ini mendatangkan pembicara Abdullah Abo Milhim yang akan menyampaikan paparan mengenai trend sebagai sebuah proses sosial.

Abdullah juga akan mengajak kita mengeksplorasi tentang bagaimana generasi millennial dan generation telah mencitapakan, membentuk, mempertahankan dan menghilangkan trend.

“Berbagai kajian dan ulasan sering menyebut tentang bagaimana big data menciptakan perubahan besar dalam industri fashion,” jelasnya.

Banyaknya desainer, sambungnya, fashion brand dan peritel yang menggunakan antenna untuk membaca isi hari dari konsumen di seluruh dunia.

Dengan tegas dirinya menyebut bahwa platform digital kini tak lagi menjadi etalase untuk menggelar karya-karyanya, namun juga digunakan oleh desainer, fahion brand dan peritel merasakan perlu untuk mengumpulkan masukan, komentar, pujian dan pendapat dari konsumen dan publik. 

Pengajar dari Instituto Marangoni menjelaskan perbedaan antara aspek-aspek penciptaan trend, trend setting dan trend forecasting serta berbagi trik tentang bagaimana fashion brand harus mengelola strategi trend mereka dalam cakupan bisnis model mereka sendiri.

(rr/Syam)