www.beningpost.com

Standard Chartered Bank (“Bank”) pada 22 Februari 2018 menggelar seminar keuangan Wealth on Wealth (WoW) yang dihadiri ratusan nasabah prioritas Bank bertempat di J.W. Marriott Hotel, Medan.

Dikemas dengan topik utama “Indonesia 2018: Building Upon a Strong Base”, seminar yang diikuti oleh 2.500 nasabah di lima kota yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Medan.

Seminar ini mendiskusikan berbagai peluang dan tantangan berinvestasi di tengah momentum pertumbuhan ekonomi nasional, regional, global di sepanjang tahun ini.

Rino Donosepoetro, Chief Executive Officer, Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, penyelenggaraan seminar WoW kali ini menandai tahun ke-14 komitmen Bank yang secara konsisten berbagi pandangan bagi nasabah untuk memandu mereka dalam berinvestasi, seiring dengan dinamika pasar finansial global yang juga membawa pengaruh terhadap situasi ekonomi nasional.

Menurut Rino, tahun ini merupakan tahun yang menarik, dimana keputusan finansial dan berinvestasi akan seringkali dipengaruhi nuansa politik – mengingat adanya Pilkada dan musim Pemilu yang segera berlangsung.

Namun dengan fundamental yang kuat, sebutnya, kami yakin PDB nasional di tahun ini akan terus bertumbuh dengan didorong oleh konsumsi swasta dan investasi.

“Dengan melihat peluang dan landasan yang kuat tersebut, kami terus mencari solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan berinvestasi bagi nasabah melalui produk-produk inovatif Bank,” paparnya.

Aldian Taloputra, Chief Economist, Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, di tahun 2018, kami percaya pertumbuhan PDB didorong oleh beberapa faktor.

Pertama, kami berpandangan pengeluaran fiskal kemungkinan akan tetap ekspansif. Dengan target defisit anggaran yang cukup konservatif yaitu 2,2 persen dari PDB, kami percaya bahwa pemerintah memiliki ruang untuk meningkatkan pengeluaran sejalan dengan membaiknya prospek penerimaan pajak.

Kedua – kita mengharapkan konsumsi swasta relatif stabil di tahun ini yang didukung oleh tersediannya lapangan pekerjaan, inflasi yang terkendali, dan terjaganya stabilitas keuangan.

“Lalu, kami percaya investasi swasta, baik domestik maupun asing, akan mampu meningkat di tengah membaiknya keseluruhan iklim ekonomi,” pungkas Aldian.

Negara juga tengah membuat reformasi ekonomi yang mampu mendorong investasi dan meningkatkan peran sektor swasta. Hal ini tercermin dalam naiknya peringkat Indonesia dalam survei Ease of Doing Business oleh Bank Dunia di tahun lalu.

Dalam Seminar WoW, Standard Chartered juga memperkenalkan rangkaian produk wealth management baru, yaitu Bahana Dana Ekuitas Prima (DEP), sebuah reksa dana saham dengan strategi indeks yang menawarkan nilai kompetitif dan diversifikasi optimal.

DEP memberikan kesempatan kepada nasabah dengan profil risiko investasi agresif untuk berinvestasi pada 30 saham anggota IDX30, yaitu 30 saham selektif yang dipilih dari LQ45 dengan kriteria likuiditas tinggi dan kinerja terbaik.

Bank meluncurkan reksa dana strategi indeks karena faktanya dalam 5 tahun terakhir (per Desember 2017), reksa dana saham pada umumnya, sulit untuk mengalahkan indeks acuannya sendiri. 

Dari berbagai indeks yang sering dijadikan acuan, IDX30 memberikan imbal hasil yang lebih optimum dibandingkan indeks lainnya.

(rr/Syam)