Foto: SBS

Halimah Yacob terpilih menjadi Presiden baru Singapura. Penjual Nasi Padang itu telah menciptakan sejarah baru. Ironisnya, tonggak sejarah ini dibayangi kritik sebagian masyarakat negara itu bahwa proses pemilihan Presiden kali ini tidak demokratis.
 
Sejatinya, bukan kali pertama presiden dipilih tanpa ada lawan karena kandidat yang lain terdiskualifikasi. Ini terjadi karena kandidat yang lain tidak memenuhi persyaratan administrasi. 
 
Namun, kritik kali ini lebih keras karena ini pertama kalinya posisi Presiden diperuntukkan bagi kelompok etnis tertentu yaitu komunitas Melayu. Dan keputusan untuk menyerahkan posisi ini kepada Halimah menambah kemarahan sebagian warga.
 
"Semua orang Singapura merasa tidak senang karena meritokrasi dan keadilan dalam pemilihan umum, yang menjadi nilai inti Singapura, tercemar karena ada upaya memenuhi tujuan politik tertentu," kata Sudhir Thomas Vadaketh, pengamat politik Singapura, seperti yang dilansir DW, Rabu, (13/9).
 
Kritikan terhadap pemilihan yang tidak mencerminkan demokrasi itu juga membanjiri Internet dengan pengguna Facebook bernama Pat Eng menulis: "Terpilih tanpa pemilihan. Sungguh lelucon. "
 
Pengguna media sosial lainnya, Hussain Shamsuddin, juga mengaku kecewa dan mengatakan "Sebagai orang di negara demokratis, saya sangat malu."
 
"Jangan bilang itu pemilihan jika kita, orang Singapura tidak bisa memberikan suara," kata Fazly Jijio Din Facebook.
 
"Saya akan memanggilnya Presiden yang Ditunjuk (Presiden Select) mulai sekarang," kata Joel Kong di situs jejaring sosial dikutip Tempo.
 
Sementara beberapa pos ditandai dengan hashtag #NotMyPresident juga telah menjadi tranding topik di Twitter Singapura.
 
Komisi Pemilihan Presiden setempat memutuskan untuk mengizinkan hanya kandidat dari masyarakat Melayu untuk maju dalam pemilihan presiden 2017. Ini merupakan upaya untuk mendorong kerukunan di negara kota berpenduduk 5,5 juta orang, yang didominasi oleh etnis Cina.
 
Halimah, 63, menjadi satu-satunya kandidat setelah dua kandidat lainnya dianggap tidak memenuhi persyaratan administrasi untuk mengikuti pemilihan presiden.
 
Kepala negara Singapura memiliki wewenang terbatas termasuk memveto pemilihan pejabat senior. Selama ini jarang terjadi ketegangan di pemerintahan Singapura. Halimah Yacob bakal menempati posisi ini ke depan.
 
(rr/HT)