Ilustrasi | YouTube

Pengurangan jaringan otak hingga penurunan aliran darah dan komunikasi antar-sel otak merupakan beberapa perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Perubahan-perubahan ini dapat mengganggu fungsi kognitif khususnya kemampuan belajar dan daya ingat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bergerak aktif di usia tua dapat menurunkan risiko penurunan kognitif. Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Neurology misalnya, menunjukkan bahwa olahraga berintensitas sedang hingga tinggi dapat memperlambat proses menurunnya daya ingat dan kemampuan berpikir pada kelompok berusia di atas 50 tahun.

Sayangnya, penelitian-penelitian tersebut tidak menunjukkan jenis olahraga apa yang paling efektif dalam mencegah penuaan otak. Untuk itu, dr Kathrin Rehfeld dari Pusat Penyakit Neurodegeneratif Jerman melakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan 52 orang tua berusia 63 hingga 80 tahun.

Selama 18 bulan, seluruh peserta penelitian dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok ditugaskan secara acak untuk melakukan olahraga secara berkelompok. Kelompok pertama diwajibkan untuk mengikuti kelas menari selama 90 menit setiap pekan. Sedangkan kelompok kedua diminta untuk mengikuti latihan kekuatan dan ketahanan selama 90 menit per pekan. Kelompok pertama selalu dihadapkan pada rutinitas menari yang berbeda setiap pekan, sedangkan kelompok kedua dihadapkan pada latihan yang sama setiap pekan.

"Kami coba menyediakan para senior ini kelompok menari yang secara konstan mengubah rutinitas menari dengan genre berbeda (jazzsquarelatin-american dan line dance)," kata Rehfeld.

Sebelum dan setelah menjalani intervensi olahraga selam 18 bulan, para peserta penelitian menjalani pemeriksaan otak dengan pencitraan resonansi magnetik (MRI). Di samping itu, tim peneliti juga mengetes keseimbangan peserta melalui uji inderawi dan sensori.

Hasil studi menunjukkan bahwa kedua kelompok sama-sama menunjukkan adanya peningkatan volume hipokampus, area otak yang berkaitan dengan prose belajar, daya ingat dan emosi. Meski sama-sama mengalami peningkatan, kelompok pertama menunjukkan peningkatan yang lebih baik.

"Ini mengindikasikan bahwa selain kebugaran fisik, faktor-faktor lain dari menari juga berkontribusi dalam perubahan volume HC (hipokampus)," ujar tim peneliti.

Dari penelitian ini, Rehfeld menyaini bahwa aktivitas fisik merupakan salah satu faktor gaya hidup yag berpengaruh pada kesehatan secara umum. Dengan bergerak aktif, beberapa faktor risiko dapat dihindari dan proses penuaan dapat diperlambat.

"Saya rasa, menari merupakan sarana yang ampuh untuk memberikan tantangan baru bagi tubuh dan pikiran, khususnya di usia tua," kata Rehfeld. 

 

Sumber: Republika.co.id

(rr/DZ)