www.bbc.com

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari ini, Jumat (31/7), telah sampai di Indonesia untuk kunjungan kenegaraan yang difokuskan pada kerjasama ekonomi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir menjelaskan bahwa dalam lawatan yang akan berlangsung hingga 1 Agustus itu, Erdogan juga akan memberikan kuliah umum dan mengunjungi Masjid Istiqlal untuk melaksanakan shalat Jumat.

"Beberapa waktu terakhir ini hubungan diplomasi Indonesia dan Turki lebih diwarnai soal WNI yang masuk ke Turki untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Namun sebenarnya hubungan Indonesia dan Turki lebih dari itu. Hubungan Indonesia dan Turki sudah terjalin lebih dari 50 tahun," kata Arrmanatha di Jakarta, Kamis (30/7).

Arrmanatha juga menyebutkan, volume perdagangan Indonesia-Turki kini mencapai hampir $2,5 miliar. Indonesia mengekspor karet alam dan sintetis serta sandal dan sepatu ke Turki, sementara Turki mengirimkan ekspor terigu ke Indonesia. Surplus perdagangan Indonesia dari perdagangan Turki mencapai $415 juta.

Sementara itu, Pengamat ekonomi INDEF Enny Sri Hartati melihat bahwa selama ini, volume perdagangan ekspor dan impor antara Indonesia dan Turki relatif masih kecil.

"Jika kerjasama bisa dioptimalkan maka kita bisa melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor. Hanya persoalannya, Turki bukan negara industri, sehingga jika kita mau mengekspor ke Turki, kita harus mempercepat pembangunan industri sehingga yang kita ekspor produk-produk jadi," ujarnya.

Selain diversifikasi negara tujuan ekspor, Turki bisa menjadi rekan bisnis dalam impor. Selama ini, Indonesia mengalami ketergantungan impor gandum dari Amerika Serikat. Kerjasama bisnis ini memungkinkan ada alternatif negara pengimpor gandum ke Indonesia.

(rr/BBC)