www.livemint.com

Target pemerintah yang sempat dicanangkan Prsiden Joko Widodo (Jokowi) terkait swasembada pangan nampaknya sulit terealisasi. Pun demikian program Nawa Cita mengenai kedaulatan pangan, rasanya sulit diwujudkan pemerintahan ini. Hal itu diutarakan guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso.

Menurutnya, ketika gagasan swasembada pangan ini tengah dikampanyekan, justru Indonesia saat ini tengah mengalami krisis pangan.

Andreas menjelaskan, dalam sepuluh tahun terakhir impor pangan Indonesia meningkat hingga 346 persen. Ditambah stok beras yang dipegang, baik oleh pemerintah maupun masyarakat menduduki nilai terendah selama tiga tahun terakhir.

"Pada awal Januari 2013 stoknya 7,4 juta ton, ‎terus 2014 6,5 juta ton, dan pada Januari 2015 hanya 5,2 juta ton," ujar Andreas saat diskusi di Jakarta, Senin (25/5).

Menurutnya, keinginan Jokowi untuk mencapai swasembada dan kedaulatan pangan memang bisa menjawab krisis pangan saat ini. Namun, target yang dicanangkan tersebut justru agak berbeda dengan fakta produksi yang ada.

‎"Di sektor hulu memang ada pembangunan irigasi, itu bagus. Tapi ketika kita bangun bendungan, kita harus perhatikan kebutuhan airnya. Tapi ini enggak diperhatikan. Sehingga nanti dibangun bendungan, airnya keluar atau tidak persoalan lagi.‎ Ke depan perlu ada perencanaan matang terkait hal itu," tukasnya.

(rr/TS)