www.abc.net.au

Beragam cibiran mengiringi keberhasilan Chelsea memastikan gelar juara Liga Primer Inggris 2014--2015 usai membekuk Crystal Palace, Ahad (3/5). Banyak kalangan menilai pencapaian The Blues menjadi yang terbaik di Inggris tidak sempurna karena didapat dengan permainan negatif.

"Permainan Chelsea sangat membosankan, itu menurut pendapat saya. Pemain layak menampilkan permainan yang lebih baik. Mourinho telah memberikan label negatif lantaran membuat permainan Chelsea menjadi seperti itu," ujar eks pelatih Chelsea, Ruud Gullit.

Anjing menggonggong, pemenang berlalu. Pelatih The Blues, Jose Mourinho seakan enggan membalas kritik tersebut. Baginya, menjadi juara tetap nomor satu. Toh, taktik tim rival yang dianggap lebih menghibur dan menyerang terbukti tidak mampu mempersembahkan gelar juara. 

Toh, Gullit sebetulnya tidak pantas memberi kritik seperti itu. Apalah arti mantan striker AC Milan itu jika dibanding dengan Mourinho. Saat menukangi The Blues pada era 1990-an,  Gullit hanya bisa mempersembahkan trofi Piala FA 1997. Mourinho? Sudah delapan trofi diberikan pelatih asal Portugal itu untuk John Terry dkk.

"Biarkan anjing mengggonggong. Tapi jangan sekali-kali dibuat pusing dengan perkataan orang lain," tegasnya.

Mungkin Gullit iri. Mungkin Manchester United, Arsenal, Manchester City, dan para rival serta pengkritik merasakan hal yang sama. Mereka bisa jadi memandang sinis karena tidak memiliki formula yang tepat untuk bisa menjadi juara.

Lagipula, apa salahnya menggunakan taktik "parkir bus"? Bukankah sepak bola juga mengenal istilah pola bertahan? Tim-tim Italia juga pernah menggunakan strategi serupa. Namun tidak ada yang menyebut mereka tim negatif. Semua serempak menyebut taktik 'grendel' merupakan sebuah seni permainan sepak bola.

Mourinho hanya mengadopsi taktik 'grendel' ala tim-tim Italia. Saat tim diserang, ia tidak memerintahkan para pemainnya untuk bermain terbuka. Bagi Mourinho, itu bakal menjadi tindakan bunuh diri. Namun saat lawan lengah, Eden Hazard dkk berani melakukan serangan cepat dari area belakang hingga ke pertahanan lawan.

Strategi Chelsea juga tidak terlalu bertahan seperti yang diperkirakan. Buktinya, mereka menjadi tim tersubur kedua di bawah City di Liga Primer Inggris musim ini. Hingga pekan ke-35, The Blues sudah mencetak 69 gol. Kalah dua gol dari The Citizens. Arsenal yang diklaim sebagai tim ofensif dan atraktif bahkan baru mencetak 63 gol.

City dan Arsenal pernah menang dengan skor 5-0 di Liga Primer Inggris musim ini. Chelsea juga pernah melakukan hal serupa. City, Arsenal, dan Liverpool disebut-sebut tim ofensif karena sering menggempur pertahanan lawan. Pendapat itu tidak salah. Menurut WhoScored, ketiganya memang menjadi tim teratas soal percobaan mencetak gol dengan statistik di atas 15 tembakan ke arah gawang per pertandingan.

Uniknya, catatan The Blues tidak jauh berbeda. Hingga saat ini, skuat Mourinho berhasil mengoleksi 14,9 tembakan ke arah gawang. The Blues juga masih berada di lima besar soal penguasaan bola dan memenangi duel udara. 

Fakta hebat lain, Chelsea punya catatan paling tinggi soal penciptaan gol melalui permainan terbuka dan hanya tiga kali diberi "hadiah" dari wasit berupa tendangan penalti. Sedangkan City serta Arsenal sudah mendapat enam kesempatan dan Liverpool lima kali.

Chelsea bukan tim membosankan. Mereka hanya tahu cara untuk memenangkan pertandingan.

(rr/bolametro)