radarpena.com

Selama bertahun-tahun, pemerintah Amerika Serikat berulang kali mengevaluasi apakah dengan cara memaksa perusahaan rokok memasang gambar paru-paru atau grafis menyeramkan lainnya pada kemasan rokok, merupakan sebuah tindakan legal.

Alasan dari pemasangan gambar tersebut tentu saja untuk membuat perokok menghentikan kebiasaan merokok.

Namun, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nicotine & Tobacco menunjukkan bahwa taktik penggunaan grafis pada bungkus rokok tidak bekerja efektif pada semua perokok. Efektivitas pesan antirokok bergantung pada sikap perokok itu sendiri.

Peneliti dari Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center mempelajari 740 perokok untuk mencari tahu jenis kampanye antirokok seperti apa yang memiliki efektivitas terbaik.

Hasilnya, penggunaan slogan imbauan berhenti merokok lebih efektif dibandingkan grafis menyeramkan. Misalnya, imbauan "berhenti merokok dapat mengurangi risiko kematian akibat tembakau." Kalimat seperti itu lebih efektif ditangkap perokok. Sementara, iklan grafis dan negatif seperti "merokok dapat membunuh Anda," cenderung mengena bagi perokok yang berpikir mereka bisa berhenti kapan saja mereka mau.

Pada akhirnya, para peneliti percaya bahwa menggunakan berbagai strategi pesan merupakan cara terbaik untuk menarik perhatian perokok. Pesan yang beredar sekarang pada bungkus rokok lebih banyak bernada negatif daripada pesan yang positif. Demikian dilansir Time.

Sumber: www.tech-cigarette.com

Walau begitu, tidak berarti iklan dengan grafis menakutkan tidak bekerja. Selama beberapa  tahun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) telah menerjunkan tim untuk mengkampanyekan iklan "Tips Dari Mantan perokok."

Iklan ini menampilkan testimoni nyata mantan perokok yang telah mengalami  kemunduran kesehatan akibat kebiasaan merokok. Seperti, tidak lagi mampu berbicara dengan  baik atau memiliki bayi terlalu dini. Selama masa kampanye terakhir, CDC mengklaim 80 persen iklan berjalan efektif dibandingkan pekan sebelumnya. 

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, iklan grafis menakutkan tetap akan digunakan oleh produsen rokok. Namun, mengkombinasikan antara iklan grafis dengan pesan yang memotivasi akan jauh lebih efektif dalam mendorong perokok menghentikan kebiasaannya.

(rr/Time)