www.beningpost.com

Analisis dari jaringan properti Lamudi menyebutkan pengumuman tentang tiga mal baru yang akan dibuka di Jakarta dapat memulai kejenuhan di pasar real estate ritel di ibukota.
 
Riset sebelumnya dari Lamudi Indonesia menunjukkan bahwa lahan ritel di Jakarta sama dengan sembilan kali ukuran kota Vatikan.
 
Tiga mal yang akan beroperasi adalah Central Park Ext, Lippo Mall Puri @St Moritz dan Pantai Indah Kapuk Mall yang dibangun berdekatan dengan pusat perbelanjaan yang sudah ada. Lippo Mall Puri misalnya, akan bersaing dengan Puri Indah Mall dan PX Pavilion yang berjarak kurang dari 500 meter.
 
Penemuan Lamudi menunjukkan bahwa mal seperti Kota Kasablanka mendapatkan dua juta pengunjung setiap bulan. Namun, dalam jarak 2 km dari Kota Kasablanka, setidaknya ada empat mal lain yang tidak mempunyai trafik yang sama.
 
Pengunjung mal Kuningan City atau Lotte Shopping Avenue, misalnya, bisa dilihat terdapat beberapa ruangan yang kosong dan pengunjung yang lebih sedikit.
 
Situasi yang mirip juga terjadi di Jakarta Barat. Central Park, sebagai tempat paling populer di barat, menarik pengunjung lebih dari 2.9 juta orang, namun lain halnya dengan tetangganya, Citraland Mall.
 
Sedangkan Entertainment X’nter atau Plaza e’X yang terletak di kawasan strategis bundaran Hotel Indonesia telah ditutup dan akan dialihfungsikan menjadi gedung perkantoran.
 
Tingkat okupansi mal di Jakarta hanya mengalami kenaikan 0.3% di kuartal terakhir 2014. Artinya, tiga mal pendatang baru di Jakarta ini hadir di saat pasar sedang berisiko mengalami kejenuhan.
 
Managing Director Lamudi Indonesia Karan Khetan mengatakan, kesuksesan sebuah mall sangat tergantung kepada beberapa faktor kunci, populasi setempat yang membutuhkan lahan ritel, lingkungan yang lengkap dengan pertokoan, keragaman jenis restoran, food courts, bioskop, kafe dan lainnya.
 
Dia menyebut, jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, atau fasilitas yang ditawarkan di mal tersebut tidak jauh berbeda atau unik, sebuah mal baru di area yang sama akan sulit mendapatkan pengunjung.
 
Bank Indonesia mengungkapkan penjualan ritel di Jakarta menurun 9 persen year-on-year antara Januari 2014-2015. Ini sangat jauh bila dibandingkan dengan kota lain seperti Bandung, yang mempunyai pertumbuhan kuat di periode yang sama sebesar 55 persen, Manado (sembilan persen) dan Surabaya (satu persen).
 
Kota lainnya seperti Banjarmasin dan Makassar, yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 5 persen dan 4 persen, menunjukan hasil yang lebih baik dari Jakarta.
 
“Angka-angka ini menunjukan bahwa developer dan investor yang mencari keuntungan yang kuat di lahan ritel, mempunyai potensi lebih besar jika melihat di area luar Jakarta,” ujar Karan. 
 
(rr/Syam)