www.beningpost.com

Banyak jenis kemasan yang dipergunakan oleh masyarakat dalam mengemas bahan pangan dengan kertas bekas seperti kertas koran, ada pula yang mengemas dengan kertas daur ulang dan ada pula yang menggunakan kertas yang memang termasuk kategori food grade.

Nyatanya belum banyak masyarakat yang paham akan pentingnya kertas kemasan berkategori food grade.

Untuk itu Asia Pulp & Paper melalui PT Cakrawala Mega Indah berusaha mengedukasi perlunya kemasan pangan berkategori food grade melalui Seminar “Keamanan Kertas Kemasan Makanan di Indonesia” yang diadakan di Surabaya.

Dijelaskan oleh Dr Lisman Suryanegara peneliti dari Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, kertas bekas dan kertas daur ulang pada umumnya mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti logam berat dalam tinta cetak, lilin, zat pemutih, surfaktan dan lain-lainnya.

Selain itu bukan tidak mungkin mikroorganisme dan fungi pun turut tumbuh pula pada kertas bekas seperti itu.

Keseluruhan bahan-bahan berbahaya tersebut bukan tidak mungkin dapat berpindah dari kemasan ke bahan pangan, apalagi jika ada faktor-faktor yang memicu perpindahan zat-zat tersebut, seperti antara lain jenis bahan pangan, waktu kontak, jenis kontak, luas permukaan kontak, suhu, konsentrasi, dan lain-lainnya.

Zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lainnya.

Melalui penelitian diketahui kertas kemasan karton yang terbuat dari serat daur ulang seperti kertas dupleks ternyata memiliki kandungan logam berat, minyak mineral, phthalate, bakteri dan fungi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kertas karton yang terbuat dari serat virgin.

Selain itu ternyata zat-zat yang berbahaya pada kertas dupleks tersebut bermigrasi dari kemasan kebahan pangan dan nilai migrasinya pun tinggi.

Hal lain yang menarik ialah fakta yang ditemukan terkait kertas kemasan berlapis plastik yang berwarna cokelat yang umumnya dipergunakan untuk membungkus makanan, ternyata kandungan phthalate dan logam berat yang relatif tinggi dibandingkan kertas yang terbuat dari serat virgin.

Hasil uji mikroorganisme pada kertas bungkus cokelat berlapis plastik tersebut memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan dengan jenis kertas lainnya.

“Merujuk pada hasil analisa diatas, sudah waktunya bahan pangan dikemas dengan jenis pengemas yang tepat dan berkualitas. Hal ini untuk menjaga agar produk pangan tadi tetap segar, higienis dan terjaga kualitasnya,” jelas Lisman.

Untuk kategori kertas, PT. Cakrawala Mega Indah memiliki produk kemasan kertas yang memenuhi kriteria food grade dengan merk “FOOPAK”.

Produk yang telah tersedia di pasar Indonesia ini, dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan kertas kemasan pangan berkualitas tinggi.

Produk FOOPAK memiliki berbagai jenis sesuai dengan aplikasinya, mulai dari tahan penetrasi minyak dan lemak, tahan disimpan dalam kondisi dingin, kombinasi tahan pentrasi minyak dan lemak serta tahan disimpan dalam kondisi dingin, berlapis plastik Polyethylene (PE).

“Selain itu gramaturnya pun bervariasi sesuai dengan keperluan konsumen,” papar Ajidarmo dari APP.

Keseluruhan produk FOOPAK telah memiliki sertifikasi uji aman saat kontak langsung dengan bahan pangan yang merujuk pada Kementerian Perindustrian RI, US FDA dan Uni Eropa. Tidak hanya itu, produk ini pun telah dilengkapi dengan sertifikat Halal yang diterbitkan oleh MUI.

Produk FOOPAK tersebut tersedia di distributor kertas terkemuka di seluruh Indonesia.

Konsumen-konsumen yang telah menggunakan produk tersebut sangat puas dengan kualitasnya dan secara langsung meningkatkan kualitas dan penampilan produk pangan yang dikemas.

 

(rr/Syam)