cikalnews.com

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno tidak memahami APBN terkait rencananya menjual aset gedung Kementerian BUMN.

Sindirian politikus PKS itu mengacu kepada alasan gedung BUMN tidak efisien dan banyak tak terpakai. Jika ingin menghemat anggaran, dia menyarankan Menteri Rini mestinya menghapus pos anggaran pembangunan gedung pemerintah di dalam APBN dan APBN Perubahan.

"Artinya, kalau pemerintah punya banyak rencana pembangunan gedung dalam APBN-P, nggak usah ribut-ribut mau jual. Coret saja yang ada di APBN gedung yang mau dibangun dan gedung Kementerian. Bilangnya banyak nggak terpakai tapi ingin bangun lagi, ini gimana," kata Fahri di Komplek Parlemen RI, Jakarta, Kamis (18/12).

Menurut Fahri, menghemat APBN dengan cara menjual aset BUMN sangat tidak efektif. Selain prosedurnya rumit, dimungkinkan muncul kecurigaan adanya kongkalikong dan korupsi.

"Harus bentuk tim tender lagi, lalu dalam tim tender akan dicurigai ada permainan, lalu harganya harus dikomparasikan lagi, nanti harganya dicurigai lagi, dituduh korupsi. Kan rumit. Sederhananya coret saja gedung yang akan dibangun lalu pakai gedung itu," papar dia.

Fahri mengaku gregetan mengapa Menteri Rini tidak memiliki pemikiran sederhana untuk mengoptimalkan penggunaan gedung pemerintah. Dia juga kesal begitu mudahnya Rini berkoar-koar akan menjual aset negara.

Mestinya, Fahri menegaskan masalah penghematan anggaran dapat diselesaikan berdua dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Soemantri Brodjonegoro. "Pak Bambang, saya lihat proposalnya. Ini saya coret ya. Pindahin aja ke gedung kita. Gedung kita kosong kok. Ini nggak! Koar-koar tidak efisien. Itu menunjukkan mereka tidak paham," ujar dia kesal

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno pernah melontarkan pernyataan akan menjual gedung Kementrian BUMN karena dinilai boros dan tidak efisien penggunaannya. "Itu terlalu besar bagi kantor yang karyawannya hanya 250 orang," kata Rini.

(rr/rm)