sahabatalaqsha.com

Pemerintah Israel menutup Masjid Al-Aqsa setelah seorang yahudi garis keras tertembak. Menurut Presiden Palestina Mahmud Abbas, penutupan itu sama dengan "pernyataan perang".

"Eskalasi berbahaya Israel ini adalah pernyataan perang terhadap rakyat Palestina dan terhadap tempat-tempat suci bangsa Arab dan negara Islam," ujar Juru Bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rudeina, seperti dikutip AFP.

Menurut Abbas, pemerintah Israel bertanggung jawab atas eskalasi berbahaya di Yerusalem, yang telah mencapai puncaknya lewat penutupan Masjid Al-Aqsa.

Masjid Al-Aqsa adalah tempat paling suci ketiga dalam Islam, namun ini juga menjadi titik paling suci bagi yahudi, yang menyebutnya sebagai Gunung Kuil karena pernah menjadi lokasi dua kuil yahudi. Kendati non-muslim diperbolehkan mengunjungi situs ini, yahudi tidak diperkenankan berdoa di sana karena khawatir bisa mengganggu status quo yang rapuh di sana.

"Keputusan ini adalah tindakan yang berbahaya dan tantangan terang-terangan yang akan membawa kepada ketegangan dan ketidakstabilan lebih besar serta akan menciptakan atmosfer negatif nan berbahaya. Negara Palestina akan mengambil semua langkah hukum agar Israel bertanggung jawab dan menghentikan serangan yang sedang berlangsung ini," ujar Nabil.

Israel memerintahkan kompleks peribadatan Islam itu ditutup bagi segala pengunjung, baik muslim maupun yahudi, pada Kamis pagi (30/10) setelah insiden penembakan yang terjadi Rabu malam (29/10), ketika seorang pria bersepeda motor berusaha menembak mati seorang aktivis yahudi ultranasionalis yang sudah lama berjuang menjamin hak-hak beribadat yahudi di alun-alun Al-Aqsa.

Beberapa jam kemudian, polisi menyerbu rumah seorang Palestina tersangka penembakan itu dan memicu baku tembak yang membuat pria Palestina itu terbunuh.

Yerusalem timur yang dihuni Arab dan diduduki Israel pada Perang Enam Hari 1967 dan kemudian dicaplok itu, yang tak pernah diakui masyarakat internasional, terus diguncang kekerasan sejak awal Juli.

Hampir setiap hari terjadi bentrok antara pemuda Palestina bersenjatakan batu melawan polisi Israel.

 

(rr/Ast/AFP)