finance.detik.com

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menolak rencana pembangunan bendungan raksasa di Muara Angke, Jakarta Utara. Alsannya, bisa merusak lingkungan dan mematikan usaha nelayan.

"Itu sikap kami, dari hasil advokasi dan investigasi terkait rencana pelaksanaan megaproyek itu," kata Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta, Puput TD Putra di Jakarta, Jumat (24/10).

Puput mengatakan, reklamasi di sekitar pesisir untuk pembangunan tanggul raksasa akan merusak lingkungan. Termasuk menghilangkan jejak sejarah kawasan neyalan di Muara Angke.

Ribuan nelayan juga akan kehilangan mata pencahariannya, akibat reklamasi pesisir. "Ini permasalahan serius yang harus dipertimbangkan pemerintah," ujarnya.

Dia menjelaskan, Walhi memiliki dokumen tentang rencana pembangunan tanggul raksasa yang dikenal Jakarta Giant Sea Wall. Proyek itu diperkirakan menelan anggaran Rp500 triliun, yang hingga sekarang belum diketahui, kapan akan dilaksanakan.

Bahkan, nelayan-nelayan di sekitar Muara Angke juga tidak mengetahui rencana pembangunan bendungan raksasa itu. "Pihak yang terlibat dalam pembangunan tanggul itu Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta dan pihak swasta," ujarnya.

Dikatakan Puput, Walhi bersama nelayan akan menggelar aksi unjuk rasa di Muara Angke, pada 1-2 Oktober, untuk menolak rencana pelaksanaan proyek tersebut.

"Kalau ingin membangun bendungan, atau apa pun itu, harus mengedepankan pelestarian ekologi dan lingkungan. Jangan hanya melihat dari aspek proyeknya semata," katanya.

(rr/rm)