www.satuharapan.com

Apabila diberi amanah jabatan, tidak perlu terlalu gembira, apalagi dengan hura-hura karena kerja juga belum dikerjakan dan akhirnya tak tahu seperti apa.

Sederat kalimat itu tertulis di lini massa akun Twitter milik KH Abdullah Gymnastiar, @aagym. Tidak begitu jelas nasehat itu ditujukan untuk siapa. Namun yang pasti, hari ini, yang diberi amanah sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI adalah Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pemuda Pertahanan Nasional (Papernas), Ahmad Fauzi, menyesalkan digelarnya “pesta rakyat” menyambut pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla, menjadi presiden dan wakil presiden.

Menurut Fauzi, pesta rakyat dan kirab Jokowi tidak bermanfaat dan bahkan menyusahkan warga Jakarta. “Saya menilai itu hanya kegiatan sia-sia dan tidak ada manfaatnya sama sekali. Apalagi sampai menutup jalan umum yang seharusnya sebagai jalur penting untuk aktivitas warga di Jakarta,” tegas Fauzi seperti dikutip rmol (19/10).

Fauzi juga menegaskan bahwa pesta rakyat Jokowi bukan merupakan pesta rakyat, tetapi pesta tim sukses Jokowi yang dibuat seolah-olah pesta rakyat karena melibatkan banyak orang.

Lebih jauh Fauzi mengingatkan, agar Jokowi menyadari situasi yang dibutuhkan negara saat ini bukanlah sebuah pesta. Yang terpenting adalah memulainya dengan membangun kepercayaan seluruh rakyat Indonesia bahwa Jokowi  adalah presiden seluruh rakyat Indonesia, bukan presiden segelintir orang saja.

Berdasarkan hasil Pilpres 2014, selisih kemenangan Jokowi-JK atas Prabowo-Hatta hanya 7,3 persen, atau 8.421.389 suara. Jokowi-JK memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen sementara pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 suara atau 45,85 persen.

 

(rr/Ast)