www.jitunews.com

Kemungkinan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan Jokowi-JK, akan memunculkan sentimen negatif dari publik. Demikian yang dikatakan Rully Akbar, peneliti LSI kepada wartawan.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan rakyat khawatir atas pemenuhan janji kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Kesimpulan ini ditemukan dari survei yang dilakukan lembaganya. 

“Janji pertama adalah 100 hari setelah dilantik menerbitkan tiga peraturan presiden tentang pemberdayaan rakyat dan pemerataan pertumbuhan ekonomi, penyelamatan uang rakyat dan pemberantasan korupsi, serta perlindungan rakyat dengan Bhinneka Tunggal Ika tanpa diskriminasi,” kata Rully Akbar, peneliti LSI, Kamis (28/8). 

Janji kedua Jokowi-JK adalah lima kontrak pilihan yang diperluas menjadi sembilan program nyata. Program itu antara lain kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), pendidikan, dan kesehatan gratis.

Kemudian, kemungkinan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan Jokowi-JK, papar Rully, akan memunculkan sentimen negatif dari publik. Dari survei diketahui sebanyak 73,17% menolak kenaikan tersebut. “Ini ancaman besar tingkat kepuasaan publik terhadap Jokowi-JK,” tegasnya. 

Kabinet yang disusun Jokowi-JK dikhawatirkan tidak sesuai harapan rakyat. Pasalnya, itu dihasilkan dari kompromi politik dibandingkan kompetensi. “Publik bisa kecewa dan tidak puas,” paparnya.

(rr)