www.act.or.id

Aksi Cepat Tanggap (ACT) membelanjakan donasi masyarakat Indonesia dalam bentuk 50 ton gandum. Pemenuhan kebutuhan sangat mendasar manusia itu, memasuki masa krisis di Kota Gaza, Palestina.

Berdasarkan pantauan relawan ACT di lapangan, pertempuran Zionis Israel dengan pejuang Palestina, memaksa sejumlah warga bersembunyi dalam rumah-rumah. Akibatnya, mereka kesulitan memperoleh makanan untuk persiapan berbuka puasa dan sahur. Padahal, sebelumnya wilayah Gaza telah diblokade Israel sejak delapan tahun yang lalu. Akses memperoleh pangan pun makin sulit.

“Distribusi bantuan makanan, masih jadi prioritas utama, karena mayoritas warga Gaza makin kesulitan memperoleh kebutuhan pokok mereka, yakni makanan,” ujar Senior Vice President N. Imam Akbari, di Jakarta, Selasa (22/7).

Selain kebutuhan pangan, ACT telah mendistribusikan bantuan setidaknya empat paket lainnya yaitu paket pangan, paket kesehatan dan P3K, bantuan dana untuk sewa rumah, dan bantuan kursi roda untuk korban terluka. 

Sejumlah unit kursi roda (wheel chair) dibagikan ke pasien sipil korban keganasan tentara Zionis Israel. Sebagian diantaranya, telah dibagikan ke pasien di Al-Shifa’a Hospital, Gaza City, Ahad (20/7). Pembagian dilakukan dengan cara diantar langsung oleh relawan lokal mitra ACT di Kota Gaza, Palestina. Di RS Al-Shifa’a sendiri ada 16 pasien yang kategori butuh kursi roda.

Imam mengungkapkan, relawan ACT saat ini sedang melakukan pendataan kembali rumah-rumah sakit mana, yang terdapat pasien-pasien yang membutuhkan kursi roda.

“Kami perkirakan, menilik korban yang luka, ada ratusan atau ribuan pasien korban serangan Zionis yang membutuhkan kursi roda. Dan berapa pun nanti yang dibutuhkan, inshaa Allah, akan kami sediakan,“ kata Imam.

Imam Akbari mengatakan pembagian dilakukan dengan cara bertahap, dengan pertimbangan keamanan dan efektifitas distribusi karena pembagian dilakukan door to door, demi pemuliaan pasien dan keluarganya.

“Mereka sedang kesusahan, jadi jangan sampai mereka mengambil sendiri bantuan yang kami distribusikan,” ujar Imam.

Sebelumnya bantuan pangan untuk berbuka puasa dan sahur juga dilakukan dengan mengetuk ratusan pintu rumah warga Kota Gaza, yang berdasarkan penilaian relawan ACT sebelumnya layak menerima bantuan. Selain bantuan paket pangan, paket obat-obatan juga telah terdistribusikan dalam pekan ini.

Serangan Zionis Israel yang masih berlangsung, dari total korban pihak Palestina, 70 persen adalah rakyat sipil.

“Ini mengharuskan rakyat Gaza siap sedia menghadapi serangan kapan dan di mana saja. Bantuan health care ACT ditujukan untuk pertolongan pertama saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” urai Imam Akbari. 

Berdalih menyerang pos pertahanan pasukan Brigade Al-Qossam-Hamas, Israel membombardir sejumlah tempat secara serampangan. Akibatnya berjatuhan jatuh korban dari rakyat sipil. Selain korban 500 warga Gaza lebih gugur, setidaknya sudah 2037 rumah hancur, dengan 312 hancur total dan 1725 rusak sebagian. ACT memberikan bantuan kepada warga Gaza berupa dana tunai untuk menyewa rumah selama enam bulan. Dana ini bisa digunakan sejumlah warga yang kehilangan rumahnya untuk mengontrak sementara.

(rr)