Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 resmi diluncurkan pada tanggal 21 Mei 2025 di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Pameran furnitur dan kerajinan terbesar di Asia Tenggara ini akan berlangsung pada 5–8 Maret 2026 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.
Tahun ini, IFEX hadir dengan visi baru yang menjawab tantangan global secara langsung: mempercepat diversifikasi ekspor ke pasar-pasar alternatif non-tradisional. Pameran IFEX merupakan kolaborasi dari Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo.
Menyusul kebijakan tarif tinggi yang direncanakan pemerintah Amerika Serikat terhadap produk kayu dan furnitur Indonesia – yang dapat mencapai hingga 47 persen berdasarkan Pasal 232 – HIMKI menegaskan perlunya langkah strategis untuk mencari substitusi atas 53% ekspor mebel Indonesia yang selama ini bergantung pada pasar AS. Dalam lima tahun ke depan, HIMKI menargetkan transformasi struktur ekspor melalui perluasan pasar ke Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Asia Timur, dan Amerika Latin.
“IFEX bukan sekadar pameran, melainkan panggung strategis bagi industri mebel Indonesia untuk menegaskan ketangguhan dan kapasitas adaptifnya. Diversifikasi pasar ekspor bukan pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan keberlanjutan industri kita,” ujar Abdul Sobur, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Didukung oleh Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, dan berbagai asosiasi industri, IFEX 2026 membawa semangat baru untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi furnitur berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. Pameran ini juga diarahkan menjadi motor utama bagi ekspor non-migas yang inklusif dan bernilai tambah tinggi.
“Langkah HIMKI tidak berhenti pada ekspansi pasar, tetapi juga merambah pada diplomasi dagang, kerja sama internasional dengan asosiasi dan NGO luar negeri, serta advokasi kebijakan yang pro-industri melalui koordinasi erat dengan Kementerian Perdagangan dan Perwakilan RI di luar negeri,” tambah Sobur.
Selain itu, HIMKI mendorong partisipasi aktif pelaku industri dalam pameran internasional di kawasan potensial, serta memperkuat sinergi dengan lembaga keuangan, logistik, dan layanan sertifikasi untuk mempercepat kesiapan pelaku usaha UMKM dan industri menengah dalam menembus pasar baru.
“Kami menyerukan kolaborasi lintas sektor – pemerintah, pelaku usaha, media, dan akademisi – untuk memastikan Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga bangkit lebih kuat sebagai kekuatan utama dalam industri furnitur dunia,” pungkas Sobur.
Melalui misi diversifikasi ekspor yang terukur dan berkelanjutan, IFEX 2026 diharapkan menjadi titik balik penting bagi industri mebel dan kerajinan nasional dalam menghadapi tantangan geopolitik global dan transformasi pasar internasional.

Lebih Luas dari Sebelumnya
Dengan total luas area mencapai 85.000 meter persegi, pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) optimis bahwa kapasitas ini akan mampu menampung lebih banyak lagi produsen mebel dan kerajinan tangan dari seluruh penjuru Indonesia. Perluasan ini bukan hanya memberi ruang fisik yang lebih luas, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi para pelaku industri untuk menampilkan produk unggulan mereka kepada pasar global. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri kreatif nasional, khususnya sektor mebel dan kerajinan, agar semakin dikenal dan diminati di kancah internasional.
Fasilitas-fasilitas unggulan yang telah menjadi ciri khas IFEX, seperti layanan Free Shuttle Bus yang memudahkan mobilitas pengunjung, serta program Hosted Buyers yang mempertemukan penjual dan pembeli potensial secara langsung, akan tetap tersedia di lokasi baru ini. Bahkan, kedua layanan tersebut akan ditingkatkan kualitasnya untuk memastikan kenyamanan serta memberikan nilai tambah bagi para peserta dan pengunjung. Semua ini dilakukan demi menciptakan pengalaman yang lebih berkesan, profesional, dan berkelas internasional bagi para buyers yang hadir dalam gelaran IFEX 2026.
Selain itu, IFEX juga memperkuat jalinan kerja sama strategis dengan instansi terkait, seperti Atase Perdagangan (ATDAG) dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC). Kolaborasi ini ditingkatkan dengan tujuan untuk memperluas jaringan, meningkatkan promosi, serta mempertajam sinergi dalam menjangkau pelaku industri dan buyers dari berbagai negara. Dengan dukungan berbagai pihak, IFEX 2026 diharapkan dapat menjadi ajang pameran yang lebih inklusif, kompetitif, dan berdampak positif terhadap perkembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia di pasar global.
(rr/Syam)